Digitalisasi dan Merawat Imajinasi Kolektif Lampung Kuno
- ANTARA
Naskah ini juga menggambarkan adanya transisi kebudayaan yang berkembang di adat istiadat masyarakat Lampung, yakni dari tradisi lama Hindu Budha beralih ke Islam yang terlihat dari gambar yang terdapat dalam naskah kuno itu.
Bahkan, adanya gambar Ngemula atau matahari terbit, Pucuk Rebung, Kembang Daun Sulur Daun, bintang, dan hias geometris lain, yang secara nilai seni hingga saat ini masih berkembang menjadi berbagai ornamen Lampung dan Tapis Lampung. Bahkan, ritual perjanjian dalam naskah pun masih dilestarikan hingga saat ini menjadi tradisi ruwat laut, atau selamatan, sebelum membuka lahan pertanian atau kebun kopi di Lampung.
Sementara yang lainnya adalah naskah kuno Poerba Ratoe yang berada Lampung Timur, daerah dengan jumlah naskah kuno yang telah terinventarisir cukup banyak. Naskah kuno tersebut ditulis oleh seorang putra asli Lampung bernama Poerba Ratoe yang lahir di Labuhan Ratu Induk dari orang tua Pengiran Boenga Mayang, yang menjabat sebagai Ketua Adat Kampung Labuhan Ratu, Kepala Kampung Labuhan Ratu Kepala Distrik XIII pada 1910, dan meninggal dunia pada 1938.
Poerba Ratoe menulis catatan tentang praktik administrasi dan hukum adat di wilayah Lampung Timur sebagai seorang pejabat yang menjalankan tugas berdasarkan adat istiadat Lampung pada media kertas Eropa berukuran panjang 34 centimeter, lebar 21 centimeter dan tebal tiga centimeter, dengan tinta hitam tergores Had Lampung dengan Bahasa Lampung Pepadun di periode penulisan di 1907-1915.
Dengan 61 subpokok bahasan dalam naskah yang terdiri dari 108 halaman, Poerba Ratoe berisi sejumlah hal terkait administrasi desa, seperti penentuan aturan adat Gawi Lampung, hingga tata cara Begawi adat Lampung dan acara Sebambangan atau acara ambil (melamar) gadis.
Naskah kuno Poerba Ratoe dipilih karena memenuhi nilai historis, nilai budaya dan filologis, serta nilai dokumenter.
Dengan diusulkannya dua manuskrip kuno asal Lampung tersebut dapat menjadi salah satu upaya kembali mengabadikan artefak dari hasil budaya tulis menulis "Ulun Lappung" kuno di era modern yang kental dengan perkembangan teknologi digital.(ant/bwo)
Load more