Belum Lama Hercules Kumpulkan Anak Buahnya, Anggota DPR Kesal Ormas GRIB Jaya Sewakan Sengketa Lahan BMKG: Negara Diinjak
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Anggota DPR kesal terhadap ulah anak buah Hercules di ormas GRIB Jaya menyewakan sengketa lahan milik BMKG.
Sebulan lalu, kontroversi anggota Hercules menguasai sengketa lahan 12 hektare BMKG di Pondok Aren, Tangerang Selatan menghebohkan publik.
Polda Metro Jaya menangkap 11 oknum anggota GRIB Jaya Tangerang Selatan dan mengamankan barang bukti transfer penyewaan lahan.
"Lapak pecel lele dipungut Rp3,5 juta per bulan. Kemudian dari pengusaha pedagang hewan kurban dipungut Rp22 juta," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi di Tangerang dikutip tvOnenews.com, Kamis (12/6/2025).
Setelah meredam, Hercules tak bisa berdiam diri karena dizalimi. Pimpinan GRIB Jaya itu langsung mengumpulkan anak buahnya di Indramayu.
- Tangkapan layar YouTube GRIB TV
"Kenapa spontanitas saya sebagai ketua umum punya inisiatif untuk mendadak terkumpul bisa bersama di hari raya ini? Karena belakangan ini kita dizalimi," ujar Hercules di Indramayu dikutip dari YouTube GRIB TV.
"Saya bukan penakut, tertulis tidak ada namanya pengecut, Hercules itu pemberani. Kalau takut jangan ikut, kalau ikut jangan takut," ucap Hercules.
Tak berselang lama, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni menyoroti penyerobotan lahan BMKG yang disewa oknum GRIB Jaya.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu mengatakan kebiasaan ormas seperti preman tidak boleh dibiarkan.
"Ormasnya berprilaku tidak pantas," kata Sahroni dalam perbincangan podcast YouTube Deddy Corbuzier.
- Tangkapan layar YouTube Deddy Corbuzier
Dalam pidato Hercules baru-baru ini, pentolan GRIB Jaya itu menyayangkan ormasnya selalu digunjing publik.
Anak buahnya tidak melanggar hukum dan tetap bersinergi kepada TNI, Polri hingga pemerintah.
Hercules dengan tegas menyampaikan GRIB Jaya juga selalu hadir dan membantu masyarakat.
Hercules menepis GRIB bukan ormas menakutkan, namun berusaha menciptakan keamanan di tengah masyarakat.
Tetapi, Bendahara Umum DPP Partai NasDem itu punya data mengenai kebiasaan lebih dari 500 ormas yang disetujui negara.
"Caranya berbeda-beda. Maksudnya cara melakukan mencari sesuap nasi, mencari rezeki," tuturnya.
Ia menjelaskan alasan negara ingin ormas hadir karena sebagai kebanggaan untuk mendukung pembangunan masyarakat.
"Jangan ormas dibentuk dia minta persetujuan negara tapi negara dia injak-injak gitu. Gua terketuk jangan dong minta negara ada ormas tapi memanfaatkan ruang," jelasnya.
Salah satu contoh belakangan ini yang dinilai mengganggu adalah pendudukan lahan oleh GRIB Jaya.
Akibat penyerobotan tersebut, BMKG harus menunda pembangunan gedung arsip di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
"Contohnya pemanfaatan lahan negara di BMKG," ungkap Sahroni.
"Terus dimanfaatkan juga itu tanah untuk mendapatkan rezeki. Bayangin istilahnya sudah jatuh tertimpa tangga," bebernya.
Sahroni sebelumnya percaya tabiat buruk GRIB Jaya bukan dari perintah Hercules, tetapi akibat ulah oknum anak buahnya.
"Ini ormas harus dibenahi karena sikap ormas tersebut walaupun dia memiliki value tinggi jangan sampai di bawahnya rusak," pesannya.
Sebelumnya, tim hukum dan advokasi GRIB Jaya Wilson Colling menegaskan pihaknya karena dapat persetujuan dari ahli waris.
"GRIB Jaya tidak pernah menguasai lahan sebagaimana yang diberitakan. Kehadiran GRIB Jaya di lokasi semata-mata dalam kapasitas sebagai pendamping hukum dan advokasi, atas permintaan resmi dari para ahli waris," sebut Wilson Colling.
Kehadiran GRIB Jaya juga bukan membuat onar kepada masyarakat tetapi ingin membela ahli waris terhadap BMKG.
"(ahli waris) merasa haknya telah dirampas dan diabaikan oleh institusi negara," tukas Wilson.
(hap)
Load more