Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan strategi pemerintah dalam menurunkan harga cabai yang terus mengalami kenaikan sejak akhir bulan lalu hingga pekan pertama Ramadhan.
Ia optimistis bahwa langkah-langkah yang diambil pemerintah akan berdampak dalam waktu 2–3 hari ke depan.
"Kita tunggulah. Kami lagi aksi di Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, bagaimana kami banjiri komoditi itu, cabai, dan lain-lain di pasar tradisional, supermarket, pasar modern harus ada," kata Wamentan saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Di tengah lonjakan harga cabai, Sudaryono menyebut bahwa harga pangan lainnya relatif stabil selama pekan pertama Ramadhan. Ia menyebutkan bahwa harga telur, beras, dan minyak goreng masih dalam batas wajar dengan suplai yang cukup. "Telur cukup suplainya, antara demand (permintaan) tinggi sama suplai cukup. Jadi yang kelihatan lonjakan tinggi cabai," ujarnya.
Untuk menjaga stabilitas harga, pemerintah terus melakukan operasi pasar di 300 titik di kantor pos berbagai daerah di Indonesia. Sudaryono juga menegaskan bahwa pemerintah bekerja sama dengan aparat untuk memastikan harga eceran tertinggi (HET) dipatuhi oleh para pedagang.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga cabai di pasar tradisional terus mengalami kenaikan sejak pekan terakhir Februari hingga awal Maret. Rata-rata harga cabai rawit merah telah menembus Rp100 ribu per kilogram, cabai rawit hijau Rp69.150 per kilogram, cabai merah keriting Rp68.350 per kilogram, dan cabai merah besar Rp65.550 per kilogram. Bahkan, di beberapa pasar di Lombok Tengah, harga cabai dilaporkan mencapai Rp200 ribu per kilogram.
Load more