Menghadapi Keterbatasan, Sekolah di Lembata Sukses Terapkan Kurikulum Merdeka dan P5
- Istimewa
tvOnenews.com - Sekolah Dasar di Lembata, Nusa Tenggara Timur telah merasakan dampak positif dari penerapan Kurikulum Merdeka dan juga penerapan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).
Dalam proses pembelajarannya, sekolah di Lembata menerapkan pendekatan yang berpusat pada siswa, di mana guru didorong untuk lebih memahami, mengikuti, dan menyesuaikan metode ajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Hasilnya pun luar biasa, meskipun sekolah-sekolah di Lembata dihadapkan pada berbagai keterbatasan, seperti akses teknologi dan sumber daya.
Seperti di SD Inpres Waiwaru yang telah menjalankan Kurikulum Merdeka untuk tahun ketiga, meski sarana terbatas, sekolah ini berusaha memulai pembelajaran berbasis Teknologi Informasi (IT), dan merasakan betul perubahan positifnya.
"Dalam keterbatasan, kita harus mengikuti perubahan," kata Aloysius Geleuk selaku Kepala SD Inpres Waiwaru, seperti dikutip dari kanal YouTube BSKAP Kemendikbudristek.
Aloysius meyakini bahwa keterbatasan tidak boleh menjadi penghalang dalam mengikuti arus perubahan, termasuk dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
Lebih lanjut, Aloysius mengungkapkan bahwa penerapan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) juga telah membawa dampak positif, terutama dalam mengubah karakter siswa.
“Siswa yang sebelumnya jauh dari harapan, kini sedikit demi sedikit mengalami perubahan positif,” ungkapnya.
P5 tidak hanya berfokus pada kemampuan baca tulis, namun juga mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan praktis yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
SD Inpres Waiwaru memilih program bercocok tanam sebagai salah satu projek dalam penerapan P5. Gertrudis Hedwigia guru pendamping program P5 di SD Inpres Waiwaru mengungkapkan bahwa kurangnya konsumsi sayur di kalangan siswa menjadi alasan utama sekolah tersebut memilih program bercocok tanam.
"Ketika sekolah mengadakan kegiatan dan menyediakan makanan, banyak siswa yang enggan memakan sayur. Untuk menjaga keseimbangan gizi mereka, sekolah memanfaatkan lahan yang tersedia untuk bercocok tanam," terangnya.
Program ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan gizi siswa, tetapi juga mengajarkan mereka keterampilan bertani yang dapat mereka manfaatkan di kemudian hari.
Gertrudis menyatakan, peran orang tua dalam mendukung penerapan P5 sangatlah penting. Ia menegaskan bahwa kerja sama antara guru dan orang tua adalah bagian yang integral dalam memajukan lembaga pendidikan dan perkembangan anak.
Load more