Sementara itu, KH Helmi Ali Yafie mengaku mendapatkan pengalaman berharga selama mengikuti perjalanan lebih dari 1.000 km dan menemui komunitas di sejumlah tempat.
"Kami sampai ke pesisir Cikoang, sangat tersentuh ketika melihat komunitas yang setia mewarisi tradisi lama sejak tahun 1800-an. Orang lain mungkin menganggap mereka tertutup, tapi pada dasarnya mereka menjaga orisinalitas tradisinya," ujarnya.
Selain itu, Arief Rosyid Hasan, selaku penggagas dan koordinator Rihlah Budaya itu mengingatkan masyarakat terutama generasi muda agar tidak melupakan sejarah.
Menurutnya, sekilas isi manuskrip-manuskrip di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki akar nilai-nilai di masa lalu yang penting bagi generasi sekarang dan mendatang.
Load more