“Hasil seperti ini biasanya menggambarkan aspirasi mayoritas publik di Muaro Jambi ingin perubahan. Masalahnya, belum ada figur yang dipersepsi sebagai simbol pembawa perubahan itu. Sehingga, pilihan mayoritas publik masih tetap kepada Masnah dan BBS, meskipun tingkat kepuasaannya rendah,” ungkapnya.
Dalam kontek ini, menurut Toto, ini tantangan sekaligus peluang buat seluruh kandidat diluar Masnah dan BBS, khususnya Bachyuni yang sudah masuk tiga besar untuk tampil meyakinkan publik sebagai figur yang punya brand personal kuat dengan aneka programnya yang juga kuat sebagai pembawa perubahan itu.
Dalam panilaian Toto, Bachyuni punya potensi kuat dipersepsi sebagai cabub peduli dan merakyat seperti terpotret lewat survei dengan tingkat kesukaan tinggi, yaitu 91%. Bandingkan dengan Masnah yang tingkat kesukaannya hanya 86%.
“Ini sebenarnya goownews buat Pak Bahcyuni dengan pengenalannya masih rendah. Jika saja, Pak Bachyuni punya pengenalan yang sama dengan Bu Masnah, bisa jadi elektabilitasnya diatas Bu Masnah, termasuk BBS,”tegasnya.
Yang harus diwaspada baik oleh Masnah dan BBS, lanjut Toto, adalah berita tentang pemanggilan keduanya oleh KPK dalam kasus “Ketuk Palu”. Jika mayoritas publik tahu bahwa Masnah dan BBS sering dipangil KPK, sangat potensial merontokan elektabilitasnya. Meskipun, belum menjadi tersangka.
Ditambahkan Toto, goodnews lainnya buat Bachyuni adalah masih tingginya angka soft supporter yang sering disebut dengan lahan tak bertuan, yaitu 60,2%. Suara sebesar itu adalah lahan yang masih bisa diperebutkan oleh siapa, termasuk Bachyuni, Masnah dan BBS. (ebs)
Load more