Pertemuan Presiden Jokowi dan AHY, Sinyal Keberpihakan Kian Terbuka?
- ANTARA
![]()
Pertemuan Presiden Jokowi dan AHY, Sinyal Keberpihakan Kian Terbuka? (Sumber: tvOnenews)
Menurut Umam, ketegasan AHY dan Demokrat untuk mendukung Prabowo-Gibran ini wajar dan cukup bisa dipahami.
“Mengingat menang atau kalahnya Prabowo-Gibran di Pemilu 2024 ini akan menjadi “pertaruhan besar” bagi Demokrat, yang selama 10 tahun ini telah memilih berpuasa dari kekuasaan,” tandasnya.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) ini juga menilai bahwa menang atau kalahnya Prabowo-Gibran akan menjawab asa Partai Demokrat.
“Akankan Demokrat bisa kembali masuk ke pemerintahan? Sekaligus juga menjawab arah ketetapan takdir, apakah keputusan Demokrat bermanuver untuk cabut dari Koalisi Perubahan yang selama dua tahun sebelumnya ia bangun bersama Nasdem dan PKS, apakah tepat atau tidak,” jelas Umam.
Menurutnya, jika Demokrat bekerja optimal, Paslon 02 Prabowo-Gibran akan mendapatkan insentif elektoral di basis-basis kekuatan Demokrat selama ini.
“Terutama di wilayah Jawa Timur, area Mataraman atau Selatan, lalu Jawa Barat, Banten, Aceh, Sumatera Barat, dan sejumlah titik di Sumatera secara umum, termasuk juga beberapa simpul kekuatan di wilayah Indonesia Timur, khususnya Papua,” jelas Umam.
![]()
Pertemuan Presiden Jokowi dan AHY, Sinyal Keberpihakan Kian Terbuka? (Sumber: tvOnenews)
“Yang mana politisi Demokrat Willem Wandik juga menjadi Ketua Umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) dan juga Istri mendiang Lukas Enembe yang memiliki akar politik kuat di Papua pegunungan juga kini menjadi Caleg Demokrat,” kata Umam.
Maka Umam menilai dukungan Demokrat kepada Prabowo-Gibran cukup menentukan, khususnya dalam upaya penguatan target menang satu putaran.
“Jika Prabowo-Gibran bisa lebih disiplin dan menghindari blunder-blunder dalam sikap dan statemen publiknya, kemungkinan menang satu putaran cukup berpeluang diantisipasi,” jelasnya.
Namun Umam menilai, di sisi lain, Demokrat juga bisa mendapatkan keuntungan politik tersendiri lewat keberpihakannya pada Paslon 02 Prabowo-Gibran.
“Sebab, selain memiliki magnet politik sendiri sejak Pemilu 2004, Demokrat juga bisa memperoleh efek ekor jas (coat-tail effect),” katanya.
“Sebab, karakter swing voters dan DNA pemilih di Indonesia umumnya cenderung digerakkan oleh tren umum dan dinamika isu jelang Pilpres,” sambungnya.
Load more