tvOnenews.com - Kehebohan terjadi karena adanya perubahan format debat calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024 dibandingkan dengan Pilpres tahun 2019.
KPU berencana menghadirkan secara bersamaan capres-cawapres dalam 5 kali gelaran debat. Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan ketentuan itu dimaksudkan agar pemilih dapat melihat sejauh mana kerja sama masing-masing capres-cawapres.
"Sehingga kemudian supaya publik makin yakin lah team work (kerja sama) antara capres dan cawapres dalam penampilan di debat," kata Hasyim kepada wartawan, Kamis (30/11).
Meski demikian, Hasyim menyebut proporsi waktu untuk capres dan cawapres bicara akan berbeda. Saat debat capres, kata Hasyim, maka porsi capres untuk bicara akan lebih banyak. Begitu pula saat debat cawapres.
Hal ini mendapatkan komentar dari Pakar Komunikasi Anthony Leong yang menyampaikan bahwa debat itu adalah salah satu instrumen komunikasi untuk adu gagasan, yang dimana gagasannya disampaikan dalam waktu yang sangat singkat, sehingga kecepatan dan ketepatan berbicara, tidak berbelit-belit itu adalah kuncinya.
"Debat Capres-Cawapres itu jika dibedah adalah format tanya jawab dengan waktu yg sangat terbatas, bukan debat talk show di TV, beda jauh, ada muatan gagasan yang harus disampaikan dalam waktu singkat," ujar Anthony kepada Wartawan (3/12).
Anthony menambahkan, orang yg anterbiasa dan mampu menjawab pertanyaan dengan singkat dan langsung to the point akan paling mencolok kemampuannya. Dari kandidat para Cawapres, Mas Gibran lah yang orangnya selalu to the point.
"Mas Gibran pernah debat di Pilwalkot solo, dan performa sangat baik, karena kemampuan menjelaskan dan menyampaikan narasi dalam waktu yg singkat dan jelas adalah kelebihan dan keahlian beliau," jelas Anthony.
Tak hanya itu, Anthony menjelaskan bahwa debat ini perlu kemampuan yg seperti itu, bukan gaya bicara panjang yg deskriptif dan terdengar elok namun substansinya minim.(chm)
Load more