Ahli Psikologi Forensik Ungkap Pesan 'To You Whom Ever' dalam Kematian Ibu dan Anak di Depok, Pembunuhan atau Bunuh Diri?
- tvOne
Jakarta, tvOnenews.com - Kematian ibu dan anak di Cinenre, Depok, Jawa Barat masih menjadi misteri hingga saat ini.
Ada beberapa fakta yang masih membuat tanda tanya terkait kematian ibu dan anak yang ditemukan di sebuah kamar mandi tersebut.
Salah satu fakta yang masih menjadi misteri dalam penemuan mayat ibu dan anak itu adalah ditemukannya secarik kertas dan sebuah pesan 'to you whom ever' oleh pihak kepolisian.
Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengurai fakta-fakta di lapangan terkait penemuan jasad ibu dan anak di Cinere, Depok.
Apa motif kematian ibu dan anak ini? Apakah ada dugaan pembunuhan atau ibu dan anak ini malah melakukan bunuh diri?
Reza Indragiri mengatakan sejak kasus bunuh diri yang terjadi di Cengkareng sekian bulan lalu, orang-orang yang pada akhirnya tidak punya jalan lain, akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan meninggalkan catatan.
"Jangan diartikan bahwa saya sedang mengendorse bunuh diri. Bagi Saya bunuh diri tidak memiliki pembenaran sama sekali," katanya.
"Ini saya katakan kalau memang tulisan yang berbunyi 'to you whom ever' itu benar-benar dibikin oleh pihak dari keluarga ini yang meninggal dunia, maka barangkali itu merupakan pesan yang saya tafsirkan pesan tertuju spesifik pada pihak tertentu," ungkapnya.
"Karena katanya adalah ever, saya bayangkan kalau surat atau pesan itu atau kalimat itu ditujukan untuk anggota keluarga, teman, atau bahkan tetangga maka bisa kita gambarkan atau bayangkan adalah sebuah pertalian sosial sedemikian rupa antara pihak keluarga yang meninggal dengan lingkungan sosialnya," tambahnya.
Tapi, kata Indra kalau ternyata pilihan kata yang dipilih adalah 'whom ever' adalah spesifik kepada pihak tertentu, maka justru itu memberikan gambaran, boleh jadi keluarga ini sudah sedemikian rupa selama sekian waktu tertentu mencoba untuk mengisolasi diri mereka sendiri dari interaksi sosial termasuk keluarga mereka.
Kasus ini memiliki kemiripan dengan kasus penemuan mayat di Kalideres, Cengkareng beberapa waktu lalu.
"Sayang seribu sayang kalau kita buka data statistik memang menunjukkan bahwa sekitar 90 persen orang yang pada akhirnya melakukan bunuh diri, memang adalah orang-orang yang punya gangguan afektif (gangguan suasana hati atau perasaan)," katanya.
Load more