Terdampak Pandemi dan Banyak Tempat Wisata Ditutup, Belasan Pengusaha Bus Pariwisata di Pati Terancam Gulung Tikar
- Abdul Rohim
“Masih ada 6 bus saya yang mengangsur ke leasing dan bank, sehingga mau tidak mau satu per satu bus saya jual untuk mengangsur angsuran di leasing dan bank. Bus yang kita jual awalnya kita beli 1,4 miliar ada yang 1,6 miliar, itu kemarin hanya laku Rp700 juta, ada juga yang laku Rp650 juta,” kata Soegiharto.
Agar usahanya tidak gulung tikar, Soegiharto meminta penundaan angsuran kredit kepada perbankan dan leasing hingga bus pariwisata bisa beroperasi secara normal. Soegiharto mengaku tahun ini sudah mengajukan program keringanan atau restrukturisasi kredit pada leasing terkait, tetapi belum dapat respon apapun.
“Kita sudah mengirim surat ke pemerintah yang menangani relaksasi ini. Namun hingga saat ini, leasing dan perbankan tersebut tidak memberikan relaksasi,” pungkasnya.
Dari data Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Pati raya, di Kabupaten Pati terdapat 19 pengusaha bus pariwisata yang terancam gulung tikar akibat terdampak pandemi Covid-19.
Para pengusaha bus pariwisata berharap leasing dan perbankan untuk memberikan relaksasi kredit dan menurunkan bunga kredit. Pasalnya, rata-rata bunga bank angsuran armada bus per tahunnya bisa mencapai 15 persen.
Hal ini tentunya memberatkan pengusaha. Belum lagi para pengusaha bus pariwisata ini kerap diancam oleh penagih utang akan didatangkan pengacara hingga diseret ke ranah hukum. (Abdul Rohim/act)
Load more