Jakarta, tvOnenews.com – Belakangan aktor legendaris Tio Pakusadewo menjadi bahan perbincangan karena blak-blakan mengungkapkan fakta mengenai kehidupan di penjara.
Tio Pakusadewo memang bukanlah sosok baru dalam dunia lembaga permasyarakatan atau lapas. Pasalnya, dirinya telah dua kali menjadi warga binaan lapas karena terseret kasus kepemilikan narkoba.
Dalam kanal YouTube Deddy Corbuzier, Tio Pakusadewo menceritakan pengalamannya selama berada di dalam lapas. Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Tio Pakusadewo adalah ketika harus merasakan sel tikus.
Sel ini merupakan sebutan warga binaan untuk straf cell yakni kamar yang digunakan untuk mendisiplinkan warga binaan yang melakukan pelanggaran di area lapas.
Namun yang jarang diketahui netizen saat dipenjara untuk kedua kalinya Tio Pakusadewo justru menemukan pengalaman yang berharga. Pengalaman dipenjara untuk kedua kalinya ini membuat Tio Pakusadewo menjadi sosok yang lebih spiritualis.
“Lebih spiritualis. Itu yang gue bilang gue bisa melihat terang dari tempat yang gelap,” ungkap Tio Pakusadewo.
Pada kesempatan kedua dibui ini Tio Pakusadewo juga mengaku bertemu dengan sosok ustaz yang ternyata merupakan Ali Imron, terpidana seumur hidup atas kasus Bom Bali tahun 2002.
“Jadi hari minggu pertama ada orang yang selalu dateng ke kamar gue, pengen ketemu gitu, gue nggak tahu pertamanya, anak-anak bilang itu Pak Ustaz, ternyata Ali Imron teroris itu,” ungkap Tio Pakusadewo.
“Dia tujuannya tuh ngajar ngaji, jadi hari itu dia dateng gue pura-pura tidur itu, ngapain sih ni orang nih. Nggak tahunya cuma mau ngobrol, akhirnya gue ketemulah ngobrol-ngobrol,” tambah Tio.
Tio mengaku sebenarnya dirinya pernah bisa mengaji dulu, namun sudah lupa karena terlalu lama tidak melakukannya lagi. Melihat jawaban Tio tersebut Ali Imron menawarkan untuk mengajarinya mengaji.
Sang teroris tersebut mengklaim bahwa dirinya bisa membuat Tio Pakusadewo bisa mengaji kembali hanya dalam dua kali pertemuan.
“Belajar-lah gue sama dia, bener-bener cuman dua kali, dua kali pertemuan itu gue udah bisa lagi ngaji. Keren sih metodenya,” ungkap Tio Pakusadewo.
Dalam wawancaranya dengan Deddy Corbuzier, Tio Pakusadewo juga menyebut bahwa ia diangkat menjadi ketua DPRRI di penjara. Meski demikian DPRRI ini bukanlah singkatan untuk Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, melainkan Dewan Perwakilan Rehabilitasi Dan Residivis Insyaf.
“Gua juga ketua DPRRI, di penjara itu gue diangkat jadi ketua DPRRI, dewan perwakilan rehabilitasi dan residivis insyaf,” ungkap Tio Pakusadewo.
Pada Deddy Corbuzier, Tio Pakusadewo juga bercerita bahwa kebutuhan seksual pada penghuni penjara tetap bisa terpenuhi meskipun berada dalam masa kurungan.
Bagi suami istri umumnya momen menjenguk atau besukan jadi momen untuk berbagi kasih ketika salah satu pasangan di penjara.
“Besukan tuh, mereka sudah siap dari rumah udah nggak pakai apa-apa di dalamnya, tapi begitu masuk, dijagain tuh di pojok. Saling jagain itu temen-temennya supaya orang nggak lihat di situ ya mereka melakukanlah sampai selesai,” ungkap Tio Pakusadewo.
Tio mengaku bahwa sepanjang pengalamnya para sipir tahu jika ada hal-hal seksual yang dilakukan oleh napi dan orang yang datang membesuk.
“Mereka (sipir) tahu, ya tahu-lah. Kan dilempar duit mulutnya diem,” ungkap Tio Pakusadewo.
Bukan itu saja, Tio Pakusadewo juga mengatakan bahwa ada rumah sakit dan seorang napi bisa pura-pura sakit. Lantas napi tersebut akan dirawat selama satu hingga dua hari hingga datang sosok ‘suster-susteran’ yang dapat diajak untuk melakukan hubungan seksual.
"Ada rumah sakit di depannya. Jadi, kita bisa tuh pura-pura sakit, dirawat lah sehari, dua hari, datang deh suster-susteran. Ada tarifnya, Ded. Sehari ada yang Rp1,5 (juta), ada yang Rp2,5 (juta)," katanya.
Tio Pakusadewo menyebut bahwa adanya suster-susteran ini telah menjadi rahasia umum di dalam penjara. (Lsn)
Load more