Di Balik Keindahan Pulau Sangiang, Terdapat Polemik yang Menghantui Warga Setempat
- Istimewa/Disporapar Kabupaten Serang
Banten, tvOnenews.com - Pulau Sangiang, merupakan pulau kecil yang terletak antara Jawa dan Sumatera. Tetapi, secara administrasif, pulau ini termasuk dalam Kabupaten Serang, Banten.
Lantas, sudah tahukah anda soal Pulau Sangiang ini? Ya, sebagian orang mengetahui Pulau Sangiang adalah pulau kecil yang memiliki pemandangan sangat indah.
Mengapa begitu penilaian sebagian orang terhadap pulau tersebut? Jawabannya, karena di Pulau Sangiang orang-orang dapat melihat banyak keindahan alam, termasuk pantai yang indah, dan dapat melihat berbagai macam tanaman khas seperti dadap laut, cemara laut, ketapang bayur, api-api, waru laut, nyamplung dan walikukum.
Keindahan itulah yang dapat dinikmati para wisatawan bila berkunjung ke Pulau Sangiang. Bahkan, wisatawan juga bisa melihat berbagai macam hewan yang dilindungi. Seperti, dara laut, belibis, burung camar serta berbagai biota laut lainnya.
Tak hanya itu saja, pantai yang berpasir putih serta air laut yang jernih berpadu sempurna dengan hijaunya pepohonan dapat dirasakan oleh wisatawan.
Namun, di balik keindahan itu semua, terdapat pula sebuah polemik yang selalu menghantui penduduk setempat. Di mana warga yang sudah beratus tahun dan secara turun-menurun menetap di Pulau Sangiang itu. Bahkan, memiliki kekuatan sejarah sebagai pewaris tanah ulayat.
Dilansir dari kanal YouTube Keliling Kampung Channel menjelaskan, bahwa warga yang menetap di Pulau Sangiang tersebut tidak mempermasalahkan status kepemilikan tanah itu mau gimana.
Hanya saja, mereka para warga setempat menginginkan tetap tinggal dan hidup damai sejahtera di Pulau Sangiang. Akan tetapi, kedamaian itu semakin pupus, dan melahirkan perlawanan warga. Pasalnya, adanya pihak yang menginginkan warga setempat untuk tidak tinggal di pulau tersebut.
"Bahkan dari pengakuan warga setempat, pihak yang menguasai pulau itu melakukan cara-cara yang curang. Misalnya, pihak yang ingin berkuasa itu melepaskan hama babi, ular kobra dan hama-hama lainnya. Agar warga tak bisa bertani dan kehilangan mata pencarian utamanya," sebut kanal YouTube Keliling Kampung Channel, seperti yang dikutip tvOnenews, Kamis (16/3/2023).
Load more