- KOVO
Bukan Cuma di Indonesia, Netizen Korea Ikut Ngamuk Melihat Tidak Ada Nama Megawati Hangestri di Penghargaan Liga Voli Korea 2024-2025, Bongkar Borok KOVO...
Megawati Hangestri menuliskan sejarah baru bagi Red Sparks dalam meraih 13 kemenangan beruntun, melampaui rekor tim sebelumnya yang hanya 8 kemenangan beruntun.
Pevoli asal Jember itu juga terpilih sebagai MVP dua kali secara beruntun (Putaran ketiga dan Keempat V-League 2024-2025).
Dalam voting, Mega berhasil mengalahkan rival sekaligus idolanya yakni Ratu Voli Korea, Kim Yeon-koung.
Atas keputusan KOVO, ramai netizen Indonesia dan penggemar voli tanah air untuk menyerukan boikot hingga meng-unfollow sejumlah akun media sosial KOVO.
Hasilnya jumlah followers akun Instagram KOVO langsung menurun drastis puluhan ribu.
Hasil penghargaan Liga Voli Korea 2024-2025 tak hanya mendapatkan sorotan di tanah air, namun di Korea Selatan juga.
Para fans Voli Korea dan netizen ramai menumpahkan kemarahan atas hasil keputusan KOVO itu.
"Apa yang kamu bicarakan? Silva? bukannya Megawati," komentar netizen Korea.
"Kenapa tidak ada Megawati Hangestri?" ujar netizen Korea.
"Karena Megawati mengatakan tidak akan bermain tahun depan, dia tidak akan diberikan penghargaan, ini betul-betul sampah, membuat pemain bagus tidak akan datang," komen fans Voli Korea.
"Bagaimana bisa tidak ada Mega?" tanya netizen.
- KOVO
"Megawati adalah opposite, jadi dia harus melawan Silva, tapi kelebih Opposite adalah mencetak skor jadi Silva harus mengambilnya," ungkap fans Voli Korea.
"Seharusnya mereka (KOVO) memberikan ke Mega, bukannya ke Bukilic," ujar netizen.
"MVP adalah Mega dan Silva, kenapa Kim Yeon-koung?" ujarnya.
"Pengaturan yang paling diinginkan untuk dibagikan hahaha," komen netizen Korea.
Tak hanya itu, jauh hari sebelum pengumuman penghargaan individual Liga Voli Korea 2024/2025, salah satu sahabat Megawati Hangestri, Giovanna Milana membongkar borok dari Red Sparks.
Hal itu disampaikan mantan tandem Megawati usai tak perpanjang kontrak dengan Red Sparks melalui salah satu komentar di media sosial pribadinya, Giovanna Milana menyebut bahwa Red Sparks hanya memperlakukan pemain sebagai aset, bukan sebagai manusia.
"Para pemain diperlakukan seperti aset, bukan sebagai manusia," ujar pevoli yang kini bermain di LOVB Atlanta.