- Instagram Awrimbi
Bukan Cuma Megawati Hangestri, Kisah Ajaib Arimbi Syifana: Dari Latihan di Gang Rumah Sampai Starter Livoli 2025
tvOnenews.com - Kerap disebut bocil di dunia voli, Arimbi Syifana sukses menarik perhatian publik, lewat aksinya yang memukau. Pemain belia berusia 13 tahun yang sukses menembus skuad utama Rajawali O2C dalam ajang Livoli Divisi Utama 2025.
Saat sebagian besar anak seusianya masih sibuk bersekolah dan bermain di tingkat daerah, Arimbi sudah tampil di panggung tertinggi voli amatir Indonesia, berhadapan dengan para senior berlabel timnas.
Semua bermula dari hal sederhana. “Hallo, nama aku Arimbi. Aku dari Klub Rawajali O2C. Awal aku main voli, pertamanya diajarin sama ayah tentang latihan dasar dan fisik dasar. Kemudian dimasukin ke klub Rajawali O2C di Bandung,” ungkapnya dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @awrimbi.
Arimbi bercerita bahwa saat sedang berlatih bersama para kakak senior, sang pelatih tiba-tiba memintanya ikut latihan gabungan. “Ternyata itu lagi seleksi Livoli terus terpilih untuk ikut Livoli,” tulisnya.
Baginya, kesempatan tampil di Livoli adalah mimpi besar. “Rasanya ikut Livoli itu pasti senang, deg-degan. Beda gitu sama turnamen-turnamen lainnya,” ucapnya polos.
Sejak kecil, Arimbi sudah terbiasa latihan keras bersama ayahnya. Ia belajar dari jatuh, bangkit, dan terus mengulang, hingga kini semua kerja keras itu terbayar lunas di panggung Livoli 2025.
- Instagram @arwimbi
Livoli dan Aturannya
Untuk memahami betapa luar biasanya pencapaian Arimbi, perlu diketahui bagaimana ketatnya aturan di kompetisi Livoli. Liga Voli Indonesia (Livoli) adalah ajang bergengsi yang digelar Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI).
Kompetisi ini dibagi menjadi dua level: Divisi 1 dan Divisi Utama. Dua tim terbaik di Divisi 1 berhak promosi ke Divisi Utama musim berikutnya, sementara dua tim terbawah Divisi Utama harus terdegradasi.
Berbeda dengan Proliga yang bersifat profesional dan memperbolehkan pemain asing, Livoli adalah ajang amatir. Setiap peserta harus berasal dari klub binaan, bukan pemain sewaan dari luar. Hal ini sesuai prinsip pembinaan PBVSI agar klub-klub daerah benar-benar melahirkan pemain muda hasil didikan sendiri.