- KOVO
Tok! KOVO Resmi Hapus Sistem 'Try Out' Pemain Asing, Megawati Hangestri Kembali Main di Red Sparks? Megatron Sebut Hidup Itu....
tvOnenews.com - Megawati Hangestri kembali ke Red Sparks usai Federasi Bola Voli Korea Selatan (KOVO) secara resmi menghapus sistem try out untuk pemain asing dan kuota Asia?
Beberapa waktu lalu, KOVO secara resmi menghapus sistem try out untuk pemain asing dan kuota Asia. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Luar Biasa Dewan Direksi ke-7 periode ke-21 yang berlangsung di Kantor KOVO, Seoul, pada Selasa, 24 Juni 2025.
Perubahan sistem ini akan mulai diterapkan secara bertahap, yakni kuota Asia diberlakukan pada musim 2026/27 dan pemain asing secara penuh pada musim 2027/28.
Kebijakan ini dinilai sebagai respons terhadap sejumlah kendala dalam proses seleksi pemain asing selama ini.
“Ini adalah hasil konsensus mengenai keterbatasan sistem uji coba, seperti penurunan keterampilan pemain yang berpartisipasi dalam uji coba dan kesulitan dalam memilih pemain pengganti,” ungkap perwakilan KOVO, dikutip dari Mania Times (24/6).
- KOVO
Sejak sistem try out diperkenalkan pada 2015 untuk tim putri dan 2016 untuk tim putra, banyak pemain asing berkualitas justru kesulitan bergabung ke Liga Voli Korea.
Karena proses seleksi yang rumit dan ketat. Megawati adalah salah satu contoh pemain yang sempat terhambat oleh regulasi ini.
Walau tampil impresif bersama Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks selama dua musim berturut-turut, Mega harus melewati sistem uji coba yang tidak mencerminkan performanya yang sudah terbukti.
Megawati Hangestri, Opposite Hitter Terbaik di V-League Korea
Selama membela Red Sparks, Megawati mencetak rekor sebagai salah satu opposite hitter terbaik di V-League Korea.
Ia bahkan beberapa kali terpilih sebagai MVP pertandingan dan menjadi bintang iklan sejumlah produk Korea, menunjukkan kepopulerannya yang melampaui lapangan voli.
Bersama Red Sparks, Mega juga membentuk duet tajam bersama Giovanna Milana alias Gia, dengan kombinasi opposite dan outside hitter yang efektif mengangkat performa tim.
Meski banyak yang berharap Mega kembali ke Red Sparks dengan diterapkannya sistem kontrak bebas, pernyataan Mega di youtube Deddy Corbuzier.
- dok.kolase tvOnenews.com
Dalam wawancara tersebut, Mega mengungkapkan bahwa ia tidak ingin kembali ke klub lamanya.
“Aku gak mau lagi mau lagi main di Red Sparks. Hidup itu pilihan,” ujar Mega, tanpa merinci alasan di balik keputusan tersebut.
Kutipan ini menjadi bahan diskusi di kalangan penggemar dan media Korea, mengingat hubungan baiknya dengan tim dan performa apiknya di sana.
Berapa Gaji Pemain Asing di Liga Voli Korea, Termasuk Megatron
Sementara itu, penerapan sistem kontrak bebas akan memungkinkan klub-klub Korea untuk merekrut pemain asing tanpa melalui proses uji coba.
Untuk musim pertama, gaji pemain asing wanita dibatasi hingga USD 300.000 atau sekitar Rp4,89 miliar. Sedangkan kuota Asia wanita diberi batas hingga USD 150.000 (sekitar Rp2,44 miliar).
Jika ada pelanggaran terhadap batas gaji ini, baik pemain maupun klub akan dikenai sanksi berat, termasuk pencabutan hak untuk merekrut pemain asing pada musim berikutnya.
Dengan regulasi baru ini, kemungkinan Megawati kembali ke Korea masih terbuka. Meski ia menyatakan enggan kembali ke Red Sparks, klub lain di V-League bisa saja memanfaatkan celah tersebut untuk merekrutnya.
Apalagi, nama Megawati sudah dikenal luas di kalangan penggemar voli Korea dan memiliki reputasi positif di media.
Menariknya, keputusan ini muncul di tengah rumor Mega akan pindah ke Liga Turki setelah menyelesaikan kontraknya di Gresik Petrokimia di Proliga 2025.
Jika benar demikian, Mega akan menjadi pemain Asia Tenggara pertama yang bermain di liga sekelas Sultanlar Ligi.
Apalagi, mantan rivalnya di Liga Korea, Yaasmeen Bedart Ghani, baru saja resmi bergabung dengan Fenerbahce Medicana.
Dengan prestasi dan pengalaman internasional yang dimiliki Megawati, tak diragukan lagi bahwa bursa transfer musim 2026/27 akan menjadi penentu langkah kariernya selanjutnya.
Apakah ia akan kembali ke Korea dalam sistem yang kini lebih terbuka, atau menjajal tantangan baru di Eropa, semua masih menjadi tanda tanya besar di dunia voli internasional. (udn)