- Istimewa
Komdis Beban Berat Ketum PSSI Erick Thohir
tvOnenews.com - Sebelum pertandingan borneo fc vs madura united, ternyata bus madura united mengalami teror yg dilakukan oleh pendukung borneo fc. Bus dilempari batu dan telur, bahkan dalam sebuah dokumentasi petugas polisi hanya mentertawai aksi anarkis yg dilakukan oleh pendukung borneo. Pasca pertandingan, dimana madura berhasil menang 2-3 atas borneo, pemain madura bahkan harus menaiki mobil ratis yg disiapkan oleh pihak keamanan.
Tentu kita semua menunggu sidang komdis atas kejadian ini, meskipun kita paham komdis termasuk lemot dalam mengambil keputusan dalam kejadian yg krusial.
Mengapa saya katakan komdis ini beban buat pssi? Karena Butuh 8 bulan bagi komdis pssi untuk memutuskan atau menghukum soal pungli wasit yang terjadi pada bulan Juli 2023. Komdis baru mengeluarkan putusan atau menghukum para wasit pelaku pungli pada bulan April 2024.
Satgas anti mafia bola polri pada tanggal 27 september 2023 mengumumkan penetapan tersangka 4 wasit pertandingan PSS Sleman vs Madura FC tahun 2018. Namu saat itu Komdis belum juga bersidang atau memutus perkara.
Pengadilan Negeri Sleman pada bulan Maret 2023 sudah mengeluarkan putusan terhadap delapan orang tersangka yang diserahkan adalah VW (Vigit Waluyo) sebagai runner, Kartiko Mustikaningtiyas (47), Rumadi dan Dewanto Rahatmoyo Nugroho (37), yang merupakan pihak pemberi suap mereka mewakili PSS Sleman. Kemudian, Khairudin (35), Reza Pahlevi (45), Agung Setiawan (37), dan Ratawi selaku penerima suap dari pihak wasit.
Sejak Maret 2024 hingga Mei 2024 Komdis juga belum bersidang dan/atau memutus perkara mengenai hukuman sepakbola bagi para pelaku match fixing.
Jika dulu Juventus terkena skandal calciopoly, juventus kena hukuman denda dan degradasi. Lalu bagaimana Nasib PSS Sleman yang pengurus klubnya terbukti bersalah di mata hukum? Berani dan punya moral gak komdis untuk menghukum DEGRADASI PSS SLEMAN karena sudah secara hukum, sah dan meyakinkan melakukan match fixing??(chm)