- Pexels/Kampus Production
Memang Boleh Istri yang Pontang-Panting Bekerja Sementara Suami Nganggur di Rumah? Rasulullah SAW Sudah Ingatkan…
Dalam situasi tersebut, Rasulullah SAW memberikan dua pilihan kepada wanita tersebut.
"Pilihan pertama, kamu berhak meminta cerai. Karena kebutuhan makan tidak bisa ditunda. Jika tidak mendapatkan nafkah, maka wanita tersebut boleh memilih untuk bercerai," jelas Buya Yahya.
Namun, jika wanita tersebut memilih bertahan, Rasulullah SAW memberikan pilihan kedua.
"Kamu bisa tetap bekerja dan memberi nafkah kepada suamimu. Dengan melakukan itu, kamu akan mendapat pahala berlipat: pahala menyenangkan suami, pahala memberikan nafkah, dan pahala menjaga silaturahmi dengan anak-anak," terang Buya Yahya.
Namun, saran ini tidak berlaku jika suami tidak menghargai usaha istrinya, bersikap kasar, atau bahkan enggan memperbaiki diri dalam beribadah.
Dalam situasi seperti itu, seorang istri berhak mengambil langkah tegas demi kebaikan dirinya dan keluarganya.
Buya Yahya juga memberikan nasihat kepada para suami agar lebih menghargai istrinya yang telah bekerja keras.
Setidaknya, suami perlu menunjukkan rasa syukur dengan ucapan maaf dan penghargaan sederhana.
"Paling nggak punya penghargaan dan kata maaf itu saja sudah cukup. Maaf istriku aku belum bisa dan mengerti," tutur Buya Yahya.
Selain itu, Buya Yahya mengingatkan bahwa sering kali masalah rumah tangga muncul karena suami tidak pandai bersyukur dan istri yang merasa lebih kuat finansial menjadi sombong tanpa sadar.
Menurut Buya Yahya, wanita yang diberi kelebihan rezeki oleh Allah harus tetap tawadu (rendah hati) dan menjaga sikap, meneladani sifat Sayyidah Khadijah Al-Kubra, istri Rasulullah SAW.
"Wanita salehah itu mewarisi akhlaknya Sayyidah Khadijah al-Kubra. Orang kaya raya luar biasa di kota Makkah, namun kekayaannya tidak membuatnya sombong. Dia lebih senang mencukupi keluarganya dengan penuh keikhlasan," pungkas Buya Yahya. (adk)