- Instagram Ragnar Oratmangoen
Satu Budaya di Belanda Bikin Wak Haji Tak Nyaman, Akui di Indonesia Jauh Lebih Bebas karena...
Jakarta, tvOnenews.com-Ragnar Oratmangoen terbuka ada budaya yang tidak disukai dari Belanda.
Pemain Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen dikenal sebagai pemain naturalisasi. Sebut satu budaya buatnya tak nyaman karena kebiasaan warganya.
- YouTube
Namanya sangat populer karena mampu menguatkan Timnas Indonesia, dan juga sering dimainkan Pelatih STY dulu.
Ragnar Oratmangoen yang akrab disapa Wak Haji ini, menilai toleransi di Indonesia sangat baik.
Sehingga buatnya nyaman untuk melakukan aktivitas apapun, terutama ibadah.
Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Nyaman di Tanah Air
- Instagram Ragnar Oratmangoen
Datang sebagai pemain naturalisasi, akan ada penyesuaian yang ia pelajari seperti waktu ibadah.
Bahagianya, Ragnar Oratmangoen tahu di Indonesia jauh lebih bebas dibandingkan Belanda.
Wak Haji juga mengakui toleransi di Indonesia sangat baik. Buatnya nyaman untuk melakukan aktivitas apapun, terutama ibadah shalat dan kumandang adzan.
"Di saat mereka melihat kita, bisa saja mereka berpikir yang bukan-bukan. Sementara saya di sini bisa bebas. Mendengarkan adzan setiap kali saya keluar," ucap Ragnar Oratmangoen.
"Di sini (Indonesia) sangat baik, lebih baik dan juga menyenangkan. Bahkan di sini juga, kita tidak akan dihakimi dengan apa yang kita percaya," terangnya dari YouTube Soccer77, Minggu (20/4/2025).
Ragnar juga mengaku di Indonesia kapan pun dan di mana pun bisa mendengar adzan. Bahkan ia juga sebut masyarakatnya lebih toleran.
Sehingga membuatnya merasa senang, dan betah bila dibandingkan di Belanda.
Budaya di Belanda ini Tak Disuka Wak Haji
Merasa nyaman di Indonesia, Pemain mualaf ini juga suka di Belanda tetapi tak tahan dengan budaya di warganya.
"Indonesia mayoritas beragama islam, dan bagaimana pandangan kamu jika dibandingkan dengan eropa yang cukup bebas?," tanya Mamat sebagai host.
"Sebenarnya tidak begitu sulit di Belanda. Namun kamu tidak akan sebebas yang diinginkan," jawab Ragnar Oratmangoen.
"Sebab mereka orang Belanda sangat mudah mengudge (meghakimi) orang lain, berbeda dengan saya Indonesia," jelas Wak Haji.