- YouTube
Kesempatan Terakhir Kejar Lailatul Qadar di 29 Ramadhan: Ini Amalan Spesifik yang Kata Ustaz Adi Hidayat Bisa Hapuskan Dosa Sejak Akil Baligh
tvOnenews.com - Ramadhan hampir berakhir, dan salah satu malam yang sering disebut sebagai peluang terakhir untuk meraih Lailatul Qadar adalah malam ganjil. Malam ini adalah malam ke-29 dimana merupakan malam ganjil terakhir di Ramadhan 2025 ini.
Dalam Islam, Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan, dan berada di antara malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan. Maka. sebagai malam ganjil terakhir, malam ke-29 menjadi momen istimewa yang tidak boleh dilewatkan oleh umat Muslim.
Lantas amalan apa yang utama dilakukan di malam Lailatul Qadr dan apakah harus beribadah di masjid? Berikut saran yang diberikan oleh Ustaz Adi Hidayat (UAH).
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa esensi malam Lailatul Qadr itu itu lebih kepada bagaimana menghidupkan malam dengan amalan.
“Sekalipun bila tak mampu dikerjakan di masjid seperti sekarang kita lalui pada umumnya, ibadah dapat dilakukan di rumah, maka tidak ada alasan untuk tidak menghidupkan malam dengan ibadah di rumah yang telah kita kondisikan,” ujar UAH sebagaimana dikutip melalui Kanal YouTube Adi Hidayat Official pada Sabtu (29/3/2025).
Jadi dalam menjemput malam Lailatul Qadar, yang terutama adalah amalannya, bukan pada tempat untuk melakukannya.
“Jadi ini yang penting kita jawab syarat mendapatkan kemuliaan ini tidak terikat dengan tempat di masjid tapi lebih kepada bagaimana menghidupkan malamnya dan menghadirkan suasana yang sekiranya bisa kita maksimalkan untuk menunaikan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala,” tandas UAH.
Sementara, untuk amalan spesifik, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa shalat adalah yang pertama yang harus dilakukan.
“Amalan spesifik tentunya diantara sekian amal yang bisa kita kerjakan di malam-malam terakhir yang diharapkan bersamaan dengan malam al-qadr yang disebutkan Nabi shallallahu alaihi wasallam dari sekian rencana amalan itu adalah shalat, jadi amalan spesifiknya itu salat teman-teman ya, amalan spesifiknya shalat ” ujar UAH.
Amalan itu disebutkan dalam disebutkan Hadits HR Bukhari nomor 35, HR Muslim nomor 765 dan Rawi Abu Hurairah dimana semua status shahih.
“Siapa yang mampu menunaikan shalat bersamaan di malam al-qadr dengan penuh keimanan kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan penuh ketulusan dan rasa mengoreksi diri introspeksi diri, maka pada saat itu langsung bonusnya nabi sebutkan ia akan mendapatkan ampunan dosa dari semua dosa-dosa yang pernah ia kerjakan selama hidupnya sejak baligh sampai detik dia shalat itu,” tandas UAH.
Meskipun selama ini boleh jadi ia jauh dari Allah, namun jika pada malam itu ia shalat dengan tulus dan introspeksi diri maka ia akan mendapatkan bonus tersebut.
“Kenapa saya sebut bonus ya karena jelas kalau pahala telah diisyaratkan langsung dalam Al-Qur’an,
“Bukankah jelas tegas Allah sampaikan di Qur’an surah 97 Al-Qadar dengan kalimat lebih dari 1000 bulan, maka artinya malam itu nilai kemuliaannya lebih dari 1000 bulan nilai pahalanya,” tambah UAH.
Maka sungguh beruntung orang yang shalat di malam Lailatul Qadr itu. Nilai pahala shalatnya sebanyak 83 tahun.
“Jadi kalau anda shalat di malam itu walaupun dua rakaat ya nilainya sama dengan shalat lebih daripada 83 tahun,” jelas UAH.
“Kata Nabi SAW, kalau shalatnya benar, bonusnya dapat pahala 83 tahun dan bonusnya ampunan dosa dari Allah subhanahu wa ta'ala,” tambah UAH.
Nabi Muhammad SAW selalu menghidupkan malam Ramadhan, khususnya malam-malam 10 terakhir.
“Bahkan seluruh keluarga Nabi yang sudah pasti masuk surga dibangunkan semua,”
Amalan ini diteruskan kemudian oleh para sahabat hingga generasi berikutnya.
“Setelah Nabi shallallahu alaihi wasallam wafat hingga kini jangan heran bahkan di Masjidil Haram misalnya di masjid Nabawi membiasakan untuk menghidupkan malam-malam khususnya di 10 hari terakhir," katanya.
"Malamnya bangkit untuk shalat lagi bahkan diperbanyak, bacaannya diperbanyak kemudian kekhusyuannya sehingga terasa kenikmatan dalam jiwa, ini menghidupkan sunnah Nabi," tambah UAH.
Namun tak semua orang yang shalat di malam Lailatul Qadr akan mendapatkan pahala 83 tahun dan bonus ampunan dosa selama hidupnya. Ustaz Adi Hidayat menyebutkan ada syarat khusus untuk yang berhak mendapatkannya.
“Kompetisi yang hebat itu dan akan mendapatkan hadiah besar pasti syaratnya pun ketat, karena itu nabi tidak hanya memberikan gambaran orang shalat dapat pahala dan ampunan. Ada syarat yang sangat mengikat syarat ketentuan berlaku yakni jika ia tunaikan dengan keyakinan penuh karena Allah subhanahu wa ta'ala serta disertai ketulusan,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Sementara amalan spesifik kedua yang dianjurkan dilakukan pada malam Lailatul Qadar adalah membaca doa khusus.
“Doa ini diajarkan Rasulullah kepada istrinya Aisyah RA,” ujar UAH.
Berikut doanya yang ada dalam riwayat HR Tirmidzi.
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Baca: Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annī ('annā jika dibaca berjamaah)
Artinya: "Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami)." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, dari Aisyah).
Doa tersebut harus dipanjatkan dari hati dan harus dilakukan dengan tawadhu.
Kemudian, Ustaz Adi Hidayat mengatakan selain melakukan dua amalan spesifik tersebut, kita juga dapat menambahkan amalan tambahan lainnya.
“Baca Al-Qur’an, dzikir, dan lainnya,” saran UAH.
Itulah amalan spesifik yang sebaiknya tidak ditinggalkan di malam ini. Malam ke-29 Ramadhan adalah kesempatan terakhir bagi umat Muslim untuk meraih kemuliaan Lailatul Qadar dan meningkatkan ibadah sebelum Ramadhan berakhir. Dengan memperbanyak shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan beramal saleh, kita berharap mendapat berkah dan ampunan dari Allah SWT. Jangan sia-siakan malam ini, karena bisa jadi ini adalah malam penuh kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan.
Semoga Allah SWT memberikan kita kesempatan untuk meraih keutamaan Lailatul Qadar dan menerima segala amal ibadah kita di bulan Ramadhan. Aamiin.
(put)