Ritual Ini Selalu Dipakai Megawati Hangestri saat Berlaga Hingga buat Jurnalis Luar Rasakan 'Powernya', Atlet Voli Muslim Segudang Prestasi

Jakarta, tvOnenews.com- Megawati Hangestri namanya tengah menjadi idola baru di Korea Selatan. Kepiawaiannya bermain Voli membawa nama Indonesia dikenal dunia.

Atlet Voli muslim ini selalu melakukan ritual yang menjadi kunci Megawati Hangestri bisa menaklukkan lawan-lawannya, disetiap pertandingan Red Sparks, dan lainnya.

Mungkin jarang disadari para pendukung Megawati Hangestri, disetiap laganya ia kerap menggoyangkan mulutnya, seperti komat-kamit.

Dalam sebuah video yang beredar di Sosial Media (Sosmed) seperti X atau Twitter, ternyata Megawati Hangestri melakukan satu amalan baik. 

Sekalipun amalan yang dilakukan Megawati Hangestri itu sunnah, tetapi manfaatnya masyaallah. Kita lihat saat ini membawanya bersinar.

Amalan yang dibawa Megawati Hangestri itu sangatlah dianjurkan dalam Agama Islam. kebiasaan itu ternyata sholawat.

Yang bunyinya "Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala ali Sayyidina Muhammad".

"Set ketiga dan kelima saya terus membacanya (sholawat), bahkan sejak set pertama. Ini menjadi kekuatan saya selama pertandingan," ucap Megawati dikutip dari Sosmed X, beberapa waktu lalu. 

Bersinarnya Megawati yang dijuluki Megatron itu hingga buat Jurnalis luar terkejut. 

Sebab melihat betapa besarnya kekuatan atau efek power Megawati itu ada. Jurnalis ini selalu memuji Megawati Hangestri.

Dengan sebutan Megatron atau kekuatan Mega yang dimiliki. Nama atlet muslimah ini pun selalu menjadi perbincangan utama dan sorotan media Korea. 

"Untuk ini, saya hanya ada satu orang yaitu Megawati Hangestri, Mega Power," tutur pembawa acara dilansir dari tayangan Sports N Plus.

"Karena bukan hanya musim ini saja, Mega memang pemain yang benar-benar mengubah kerangka berpikir V-League itu sendiri musim lalu, karena adanya Mega" sambungnya.

Tak disangka performa apik Megawati Hangestri bikin siapapun takjub. Peluang di V-League sampai mampu meningkatkan Kuota Asia, tadinya terbatas pada beberapa negara di Asia Tenggara, menjadi seluruh Asia.