news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Buya Yahya jelaskan hukum puasa sunnah setelah malam Nisfu Syaban.
Sumber :
  • Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV

Memangnya Boleh Puasa Sunnah Setelah Malam Nisfu Syaban? Ternyata Hukumnya Begini Menurut Buya Yahya

KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya mengupas tuntas hukum puasa sunnah tetapi dikerjakan setelah malam Nisfu Syaban di pertengahan tanggal bulan Syaban.
Jumat, 31 Januari 2025 - 21:46 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Pendakwah Buya Yahya seperti biasanya mempersilakan proses tanya jawab. Kebetulan seorang jemaah bertanya seputar hukum puasa sunnah setelah malam Nisfu Syaban.

Buya Yahya mengatakan malam Nisfu Syaban, waktu paling tepat memohon ampunan segala dosanya kepada Allah SWT. Setelah melalui itu mengisi puasa sunnah.

Menurut Buya Yahya, tidak ada salahnya setelah malam Nisfu Syaban, mengerjakan puasa sunnah. Namun harus memasang niat bayar utang puasa yang pernah ditinggalkan di bulan suci Ramadhan tahun lalu.

"Ibu-ibu yang punya utang (qadha puasa Ramadhan), sebenarnya tidak ada larangan sekali (puasa) setelah Nisfu Syaban," ungkap Buya Yahya dalam suatu kajiannya dirangkum dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Jumat (31/1/2025).

Bulan Syaban pada umumnya menjadi bulan yang terlupakan, artinya manusia telah lalai. Pernyataan ini berangkat dari sabda Nabi Muhammad SAW.

Ilustrasi wanita menunggu waktu buka puasa sunnah setelah malam Nisfu Syaban
Sumber :
  • iStockPhoto

 

Bulan Syaban secara umumnya terletak di bulan kedelapan dalam kalender Hijriah, antara Rajab dan Ramadhan. Sesungguhnya banyak sekali amalan, cara mendapatkan banyak rahmat-Nya.

Cara memperkuat keimanan dan mempertebal ketaatan kepada Allah SWT, sejatinya sangat mudah, hanya mengisi amalan ibadah sebagai kesempatan terbaik memperdayakan bulan Syaban.

Umat Muslim ternyata mempunyai tradisi perayaan yang kerap kali dilakukan di bulan ini, tepatnya terletak di pertengahan sering dinamai "Nisfu Syaban".

Tanda-tanda memasuki malam Nisfu Syaban mengacu dalam hitungan pada tanggal 15 bulan Syaban. Tidak sedikit umat Muslim berlomba-lomba melatih diri, mengisi banyak amalan seperti shalat pada waktu tersebut.

Salah satu dari hadis riwayat sahih menggunakan Nisfu Syaban memperbanyak amalan ibadah shalat pada malam hari, seraya Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود

Artinya: "Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka shalatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas)." (HR. Ibnu Majah)

Sebongkah arti dalam hadis riwayat ini menyebutkan kata "puasa", bulan Syaban khususnya terletak di malam Nisfu Syaban, menjadi ajang latihan diri menyambut bulan suci Ramadhan.

Tidak sedikit orang-orang berkata bahwa, puasa sunnah menjadi amalan sering dikerjakan Nabi Muhammadd SAW, selama mengarungi bulan Syaban.

Namun, ada hal-hal menjadi perhatian utama, khususnya Buya Yahya mengenai hukum puasa sunnah pasca malam Nisfu Syaban. Bagi dia, tidak masalah menunaikannya, dengan catatan qadha utang puasa Ramadhan.

Ia mengingatkan teruntuk orang-orang tidak membiasakan diri mengerjakan puasa sunnah, bahkan hanya dikerjakan di malam Nisfu Syabban, bisa mengacu dari dua pendapat dalam Mazhab Imam Syafi'i.

"Pertama mengatakan haram, tidak perlu puasa (setelah Nisfu Syaban). Kedua adalah makruh (berpuasa setelah Nisfu Syaban)," terang dia.

Sejumlah hadis riwayat khususnya dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, mengenai larangan puasa setelah pertengahan tanggal atau malam Nisfu Syaban, Rasulullah SAW bersabda:

"Jika tersisa separuh bulan Syaban, janganlah berpuasa." (HR. Tirmidzi & Abu Dawud)

Perbandingan pendapat ini tidak boleh menimbulkan kekeliruan. Sebab, para ulama memberikan pernyataannya, ada yang haram, makruh, bahkan hukumnya bersifat sunnah.

Ia mengacu pada puasa selepas Nisfu Syaban dari pendapat ulama menyunnahkan amalan ini, sampai bulan suci Ramadhan tiba.

"Jadi Anda tidak perlu repot-repot merasa bingung terkait hal ini! Apabila mau puasa, puasa dan caranya yang paling tepat adalah (seperti nabi). Nabi pernah menyebutkan jangan kau mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari," tegasnya.

Cara amannya, kata pengasuh LPD Al Bahjah itu, harus memperkokoh niat puasa sunnah sampai menjelang bulan Ramadhan. Tidak boleh setengah-setengah menjalankan amalan ibadah ini.

"Maksudnya setelah Nisfu Syaban jangan puasa sehari atau dua hari, kecuali seorang laki-laki yang berpuasa sebelum Nisfu Syaban," tuturnya.

"Begini deh saya simpulkan, jika Anda pengin aman, biar pun menurut mazhab kita Imam Syafi'i (dua pendapat berbeda), tetap saja diperkenankan Anda puasa. Caranya Anda ambil sehari sebelum Nisfu Syaban, biar nyambung," tandasnya.

(hap)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:02
02:56
15:03
10:35
06:54
01:00:11

Viral