- Tangkapan layar YouTube Ustadz Abdul Somad Official
Bukan Kucing, Ternyata Hewan ini Bisa Selamatkan Hukuman di Akhirat Kata Ustaz Abdul Somad dari Kisah...
tvOnenews.com - Ustaz Abdul Somad mengungkapkan bahwa kucing bukan sebagai hewan menjadi penyelamat manusia di akhirat.
Perihal kucing, Ustaz Abdul Somad memahami hewan ini sangat lucu yang dijadikan hobi untuk dipelihara dalam rumah.
Ustaz Abdul Somad (UAS) mengatakan satu jenis hewan ini sebagai penyelamat di akhirat apabila bukan kucing.
UAS menyarankan hewan ini agar disayang dan tidak perlu disakiti oleh manusia apabila dipelihara di rumah.
"Jangan siksa binatang," ungkap UAS dinukil dari kanal YouTube DAKWAH MUSLIM. NET, Senin (16/12/2024).
- Istockphoto
Dalam agama Islam, umat Muslim mendapat ajaran agar senantiasa memberikan kasih sayang kepada seluruh makhluk hidup.
Setiap makhluk hidup berhak memperoleh haknya dan perlu disayangi sebagaimana kodrat yang dimiliki oleh manusia juga ingin mendapatkan serupa.
Manusia menyayangi hewan sebagai mewujudkan agar bisa menanamkan perlakuan yang baik untuk kebutuhannya masing-masing.
Manusia juga harus memberikan makanan yang layak hingga berusaha agar hewan tetap sehat.
Perilaku baik terhadap hewan menunjukkan sebagai manusia yang berkualitas untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
Bahwasanya hewan juga merupakan makhluk ciptaan-Nya yang selalu berdoa dan bertasbih kepada Allah SWT.
Dalil Al Quran dari Surat An Nur Ayat 41 menunjukkan bahwa hewan juga menyembah kepada-Nya, Allah SWT berfirman:
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ
Artinya: "Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) tahu bahwa sesungguhnya kepada Allahlah apa yang di langit dan di bumi dan burung-burung yang merentangkan sayapnya senantiasa bertasbih. Masing-masing sungguh telah mengetahui doa dan tasbihnya. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan." (QS. An Nur, 24:41)
Dalil Al Quran lainnya dari Surat Al An'am Ayat 38 mengandung tafsir anjuran menyayangi hewan, Allah SWT berfirman:
وَمَا مِنۡ دَآبَّةٍ فِى الۡاَرۡضِ وَلَا طٰۤٮِٕرٍ يَّطِيۡرُ بِجَنَاحَيۡهِ اِلَّاۤ اُمَمٌ اَمۡثَالُـكُمۡؕ مَا فَرَّطۡنَا فِى الۡـكِتٰبِ مِنۡ شَىۡءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمۡ يُحۡشَرُوۡنَ
Artinya: "Tidak ada seekor hewan pun (yang berada) di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam kitab, kemudian kepada Tuhannya mereka dikumpulkan." (QS. Al An'am, 6:38)
UAS menyampaikan satu jenis hewan ini sangat dahsyat dan bisa berdampak baik kepada manusia.
Ia memahami kucing menjadi hewan peliharaan langganan karena tingkah lakunya yang selalu lucu dan imut membuat pemeliharanya bahagia.
Kehadiran kucing bisa memberikan manfaat kepada pemeliharanya sebagaimana hewan ini juga telah menjadi kesayangan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW sangat menyayangi kucing berangkat dari kisah pertemuan beliau hendak shalat di Masjid Nabawi tidak sengaja bersua dengan hewan imut ini.
Rasulullah SAW merawat kucing peliharannya yang diberikan nama "Moezza" sejak pertemuan keduanya di Masjid Nabawi.
UAS juga menyoroti kisah wanita ahli ibadah bisa masuk neraka karena telah menelantarkan kucing peliharaannya.
Kisah wanita itu telah menjadi salah satu penjelasan dalam hadits riwayat Rasulullah SAW akibat menyiksa kucing dan membiarkan hewan peliharannya menderita.
Kemudian, ia juga mengambil salah satu hadits riwayat terkait kisah seorang wanita pelacur masuk surga karena membantu seekor anjing yang sedang kehausan.
"Apakah mengasih binatang minum itu dapat pahala ya Rasulullah?," ujar UAS sambil mengutip ucapan sahabat Rasulullah SAW dalam isi hadits riwayat tersebut.
"Nabi SAW menjawab, kalau hatinya basah, maka engkau dapat pahala sedekah," lanjut dia.
Dalam hadits tersebut, UAS menyampaikan bahwa setiap hewan tidak boleh disiksa, meski ada beberapa yang boleh dibunuh oleh manusia.
Meski demikian, ia mengingatkan ada anjuran hewan bisa dibunuh meski harus diperlakukan dengan cara yang baik.
Ia sangat melarang hewan selalu mendapat siksaan. Apalagi menjadi permainan bagi anak-anak akan berdampak buruk ke depannya.
"Jangan siksa binatang, kalau kau membunuh, bunuhlah dengan baik. Ular, kalajengking, lipan, kalau mau membunuh, bunuh dengan baik. Sekali pukul, mati," terangnya.
Dalam keterangan tersebut, UAS menyatakan hewan ini harus dirawat dengan penuh kasih sayang dan bisa menyelamatkan manusia di akhirat.
"Kalau punya peliharan burung-burung di rumah, kalau sayang betul, buatkan kandang yang besar. Makan dan minumnya cukupkan semua. Kalau tidak, lepaskan," ucapnya.
Uas bermaksud burung tersebut adalah burung pipit sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat tentang kisah Abu Umair dengan Nughair.
Dalam hadits riwayat ini, Rasulullah SAW bertanya kepada seorang anak kecil bernama Abu Umair yang selalu menjadikan burung pipitnya, Nughair sebagai mainan, seperti ini bunyinya:
"Rasulullah adalah orang yang paling bagus akhlaknya. Aku (Anas) mempunyai seorang saudara laki-laki yang dikenal dengan kunyah Abu ‘Umair. Pada saat itu aku mengira dia masih dalam usia menyusui (kurang dari 2 tahun). Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, biasanya beliau melihatnya. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Abu ‘Umair ada apa dengan nughair?”Anas berkata, “(Nughair) adalah burung kecil yang dia (Abu ‘Umair) biasa bermain dengannya." (HR. Bukhari & Muslim)
"Anak itu memelihara burung pipit. Itu dalil boleh memelihara binatang selama tidak menyakiti dan tidak haram," tuturnya.
"Maka saya anjurkan pelihara burung, memelihara binatang itu boleh berdasarkan hadits," sambung dia.
Ia tidak mempermasalahkan apabila ada orang mukmin ingin memelihara burung pipit karena memiliki keistimewaan sebagai penyelamat manusia di akhirat.
"Kalau mau berkoleksi, koleksilah yang menolong kita di hadapan Allah," tandasnya.
Dalam hadits riwayat lainnya mempertegas tidak boleh menyiksa burung pipit, Rasulullah SAW bersabda:
"Siapa saja yang membunuh burung pipit dengan sia-sia maka burung itu akan mengadu kepada Allah pada hari kiamat dengan mengatakan: 'Ya Allah, sesungguhnya si fulan telah membunuhku tanpa tujuan dan tidak mengambil manfaat dariku'." (HR. An Nasa'i)
(hap)