Buya Yahya uraikan batas waktu terakhir aqiqah untuk anak baru lahir agar sunnahnya tidak luntur.
Sumber :
  • Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV

Kapan Batas Waktu Aqiqah Anak yang Baru Lahir? Ternyata Buya Yahya Bilang Sunnahnya Seketika Luntur jika Lewati...

Selasa, 26 November 2024 - 05:20 WIB

tvOnenews.com - Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif biasa dikenal Buya Yahya menguraikan waktu pelaksanaan aqiqah.

Buya Yahya menjelaskan bahwa aqiqah sebagai ibadah bersifat sunnah muakadah dalam agama Islam. Kegiatan ini menjadi bentuk perayaan anak yang baru lahir.

Ada rasa syukur melalui pelaksanaan aqiqah saat orang tua diberikan karunia oleh Allah SWT berupa anak.

Adapun aqiqah untuk anak baru lahir memiliki batas waktu tertentu yang harus diketahui para orang tua. Meski tidak semuanya bisa mengadakan ibadah ini didasari keterbatasan ekonomi.

"Aqiqah itu hakikatnya jika seorang bapak dikaruniai seorang anak, maka sunnah bagi bapaknya, bukan bagi anaknya," ujar Buya Yahya dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Selasa (26/11/2024).

Ilustrasi potong rambut anak baru lahir dalam proses pelaksanaan aqiqah
Sumber :
  • ANTARA/Yudi Abdullah

 

Setiap orang tua biasanya mengadakan aqiqah dengan cara menggunakan simbolis berupa penyembelihan hewan.

Hewan-hewan ini berfungsi agar dimanfaatkan oleh kerabat terdekat, seperti teman, orang membutuhkan (fakir miskin), dan sanak saudara hingga keluarganya sendiri.

Aqiqah merupakan salah satu ajaran dan suri teladan Rasulullah SAW bisa dilakukan dengan hewan kambing atau doma dan sebagainya.

Perihal jumlah hewannya, orang tua mengadakan aqiqah untuk anak laki-laki baru lahir bisa menyembelih dua ekor kambing, sedangkan anak perempuan satu ekor kambing.

Penyembelihan hewan ternak atau kurban ini tentu menjadi tantangan bari orang tua yang memiliki posisi masih sulit soal rezeki hidupnya.

Bahwasanya para orang tua baru memiliki anak akan melihat waktu pelaksanaan aqiqah biasa digelar pada hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-21 sejak anak bayi baru lahir.

Dalam tradisi di Indonesia, aqiqah akan berlangsung pada hari ke-7 setelah anak-anak mereka lahir di dunia.

Pemberian nama untuk anak bayinya juga berlangsung saat berlangsungnya proses aqiqah.

Tujuan para orang tua memberikan nama saat aqiqah agar semua orang mengetahui putra atau putrinya baru saja lahir di dunia.

Selain itu, ada makna kandungan berasal dari aqiqah berupa sedekah. Ini mengacu pada pemberian daging hewan disembelih kepada golongan di atas.

Sedekah ini sangat berfungsi sebagaimana anak baru lahir senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT.

Namun demikian, harapan itu bisa terhalang apabila masih sulit dalam perekonomiannya.

Pendakwah karismatik lahir di Blitar ini menyarankan para orang tua sebaiknya mengumpulkan uang lebih dulu. Pelaksanaan aqiqah tidak harus pada waktu ke-7 hari.

Ada jadwal-jadwal lainnya meliputi hari ke-14 atau dua minggu setelah bayi lahir, dan hari ke-21.

Jika tetap tidak sanggup, Buya Yahya mengingatkan batas akhir waktu aqiqah. Ia menyampaikan ini agar sunnah dari ibadah ini tidak luntur.

Batas akhir waktu aqiqah mengacu pada aspek di mana anak-anak semakin bertumbuh dewasa.

Saat akal pikiran anak mereka semakin berkembang dan menunjukkan telah dewasa sebagai tanda batas akhir waktu ibadah ini.

"Sudah haid bagi perempuan dan keluar mani bagi laki-laki, maka saat itu orang tua lepas, tidak dituntut aqiqah," terang dia.

Pendakwah kelahiran 10 Agustus 1973 itu menyarankan para orang tua harus segera mengadakan aqiqah sebelum anak laki-laki maupun perempuannya baligh.

"Berarti sudah kadaluarsa, seperti shalat Dhuha mulai terbit matahari sudah meninggi sampai sebelum lurus di atas kita. Kalau sudah kelewat, ya sudah kelewat," jelas Buya.

Lebih lanjut, batas akhir waktu sangat berfungsi untuk menjaga sunnah dari aqiqah. Cara ini berguna tetap menjaga suri teladan Rasulullah SAW.

"Berarti kesunnahannya sudah kelewat. Karena anak sudah baligh. Sampai disitu batasnya. Selagi anak belum baligh maka orang tua sunnah untuk mengaqiqahi," ucapnya.

Jika anak telah baligh, Buya Yahya tidak mempermasalahkan apabila tetap ingin mengadakan aqiqah menggunakan uangnya sendiri. Terutama bagi yang telah bekerja dan menghasilkan dari tenaganya sendiri tanpa dukungan finansial orang tua lagi.

Perihal anak menggunakan uangnya tanpa bantuan orang tua, Buya Yahya menekankan agar tidak ada kekeliruan. Bahwasanya kegiatan ini tak lagi mengandung unsur aqiqah.

"Biar pun sebagian ulama mengatakan jatuhnya bukan aqiqah. Tapi yang jelas dengan menyembelih kambing itu seperti sedekah," katanya.

"Jadi boleh mengaqiqahi diri sendiri, tapi tidak ada tuntutan (dalam Islam)," tukasnya.

(gwn/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral