- frreepik
Jangan Sombong, Semua yang Kamu Punya Itu Hanya Titipan, Tafsir Surah An Nisa Ayat 36
Jakarta, tvOnenews.com - Salah satu penyakit hati yang berbahaya adalah sombong.
Bahkan dalam surah An Nisa ayat 36, Allah SWT dengan jelas memerintahkan hambaNya untuk menjauhi sifat sombong.
Berikut lafadz, arti dan tafsir dari surah An Nisa ayat 36.
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
Tafsir Ringkas
Dilansir dari tafsir Qur’an Kementerian Agama (Kemenag), ayat ini menekankan kesadaran tersebut dengan mempraktekkannya.
Sembahlah Allah SWT yang menciptakan kamu dan pasangan kamu.
Dan janganlah kamu sekali-kali mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Serta berbuat baiklah dengan sungguh-sungguh kepada kedua orang tua, juga kepada karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh walaupun tetangga itu nonmuslim, teman sejawat, ibnu sabil, yakni orang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal, dan hamba sahaya yang kamu miliki.
Sungguh, Allah tidak menyukai dan tidak melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada orang yang sombong dan membanggakan diri di hadapan orang lain.
Tafsir Tahlili Surah An Nisa Ayat 36
Mengabdi dan menyembah kepada Allah SWT dinamakan ibadah.
Beribadah dengan penuh keikhlasan hati, mengakui keesaan-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu, itulah kewajiban seseorang kepada Allah.
Dalam kata lain, ibadah dan mengesakan Allah merupakan hak-hak Allah SWT yang menjadi kewajiban manusia untuk menunaikannya.
Melakukan ibadah kepada Allah tampak dalam amal perbuatan setiap hari, seperti mengerjakan apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah dan telah dicontohkannya, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lainnya, dinamakan ibadah khusus.
Kemudian ibadah umum, yaitu semua pekerjaan yang baik yang dikerjakan dalam rangka patuh dan taat kepada Allah saja, bukan karena yang lainnya, seperti membantu fakir miskin, menolong dan memelihara anak yatim, mengajar orang, menunjukkan jalan kepada orang yang sesat dalam perjalanan, menyingkirkan hal-hal yang dapat mengganggu orang di tengah jalan dan sebagainya.
Ibadah itu harus dikerjakan dengan ikhlas, memurnikan ketaatan kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain.
Kemudian di akhir ayat ini, Allah melarang hambaNya untuk sombong.
Yang dimaksud dengan orang yang sombong dan membanggakan diri dalam ayat ini, ialah orang yang takabur yang dalam gerak-geriknya memperlihatkan kebesaran dirinya.
Sombong yang dimaksud juga dalam pembicaraannya tampak kesombongannya melebihi orang lain, dialah yang tinggi dan mulia, orang lain rendah dan hina.
Orang yang sombong dan membanggakan diri tidak disukai Allah SWT.
Sebab orang-orang yang seperti itu termasuk manusia yang tak tahu diri, lupa daratan dan akhirnya akan menyesal.
Sifat takabur itu adalah hak Allah, bukan hak manusia.
Siapa yang mempunyai sifat sombong dan takabur berarti menantang Allah.
Biasanya orang yang sombong dan takabur itu kasar budi pekertinya dan busuk hatinya.
Dia tidak dapat menunaikan kewajiban dengan baik dan ikhlas, baik kewajiban kepada Allah SWT maupun kewajiban terhadap sesama manusia.
Bahkan banyak hadis yang mencela orang-orang yang sombong dan takabur, di antaranya hadis berikut ini.
Rasulullah SAW bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ، فَقَالَ رَجُلٌ: اِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ اَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ: اِنَّ الله َجَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ اَلْكِبَرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ (رواه أبو داود والترمذي عن ابن مسعود)
"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat takabur walaupun sedikit.” Berkata seorang sahabat, “Seseorang itu ingin memakai pakaian yang bagus dan sandal yang bagus.” Berkata Rasulullah saw, “Sesungguhnya Allah itu indah dan senang kepada keindahan. Sifat takabur itu ialah menolak yang benar dan memandang rendah kepada orang lain.” (Riwayat Abū Dawud, Tirmiżi dari Ibnu Mas’ūd).
Apakah yang akan disombongkan manusia?
Padahal semua yang ada padanya adalah kepunyaan Allah yang dititipkan kepadanya buat sementara.
Lambat laun semuanya akan diambil Allah SWT kembali, berikut nyawa dan tubuhnya yang kasar dan semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah nantinya.
Wallahu’alam
(put)