- Freepik
Tafsir Surah Ali Imran Ayat 7, Dua Kelompok Ayat dalam Al-Quran, Jenis ini Selalu Dipakai Orang Munafik
Huwal-lazii anzala ‘alaikal-kitaaba minhu aayaatum muhkamaatun hunna ummul-kitaabi wa ukharu mutasyaabihaat, fa'ammal-laziina fii quluubihim zaigun fayattabi‘uuna maa tasyaabaha minhubtigaa'al-fitnati wabtigaa'a ta'wiilih, wa maa ya‘lamu ta'wiilahuu illallaah, war-raasikhuuna fil-‘ilmi yaquuluuna aamannaa bih, kullum min ‘indi rabbinaa, wa maa yazzakkaru illaa ulul-albaab.
Artinya: "Dialah (Allah) yang menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu (Nabi Muhammad). Di antara ayat-ayatnya ada yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Kitab (Al-Quran) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada kecenderungan pada kesesatan, mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah (kekacauan dan keraguan) dan untuk mencari-cari takwilnya. Padahal, tidak ada yang mengetahui takwilnya, kecuali Allah. Orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, "Kami beriman kepadanya (Al-Quran), semuanya dari Tuhan kami." Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali ululalbab." (QS. Ali Imran, 3:7)
Dalam tafsir ini menerangkan bahwa Kitab Al-Quran hanya diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT memperintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan kebenaran dalam Al-Quran kepada seluruh manusia di muka bumi.
Dalam ayat-ayat Al-Quran mempunyai dua kelompok, yang pertama ayat bersifat muhkamat dan kedua ayat mutasyabihat.
Ayat yang muhkamat sudah mempunyai makna kandungan paling jelas dan tidak membutuhkan penjelasan lainnya secara detail.
Ayat muhkamat ini menjadi penjelasan atau pokok-pokok yang sudah tertuang dalam Kitab suci Al-Quran.
Adapun ayat berikutnya bersifat mutasyabihat yang dimana harus membutuhkan sejumlah pengertian atau masih samar-samar.
Makna kandungan ayat mutasyabihat harus membutuhkan pengertian yang mendalam karena pokok-pokok penjelasannya masih sulit dimengerti dan hanya Allah SWT Maha Mengetahui isi kandungan di dalamnya.
Biasanya orang sudah menerapkan kesesatan akan mengikuti ayat yang mutasyabihat dan tidak memilih patokannya terhadap ayat muhkamat.
Mereka memilih ayat mutasyabihat hanya ingin terus melakukan fitnah dan selalu mengadu domba terhadap sesama manusia khususnya kepada orang mukmin.