- Freepik
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 4: Keyakinan terhadap Akhirat Menunjukkan Ketakwaan
tvOnenews.com - Al-Baqarah menjadi surah yang diturunkan di Kota Madinah dan terletak sebagai surah ke-2 dalam Al-Quran setelah Surah Al-Fatihah.
Surah Al-Baqarah menjadi ciri-ciri sebagaimana Allah SWT memberikan penjelasan secara detail tentang Al-Quran.
Tak hanya itu, Surah Al-Baqarah turut menjelaskan tentang orang yang beriman melalui arti yang diambil yakni "Sapi Betina".
Namun, Allah SWT menyelipkan berbagai makna Surah Al-Baqarah yang terletak pada 286 ayat di dalamnya.
Makna kandungan tersebut menjadi pemicu adanya tafsir yang harus dibahas terhadap masing-masing ayat Surah Al-Baqarah.
Ilustrasi seorang pria membaca Surah Al-Baqarah dalam Al-Quran. (Unsplash)
tvOnenews.com akan memberikan tafsir tentang Surah Al-Baqarah ayat 4 terkait bentuk ketakwaan diraih melalui keyakinan terhadap akhirat.
tvOnenews.com mengambil tafsir Surah Al-Baqarah ayat 4 didasari oleh penjelasan Kementerian Agama (Kemenag) RI diletakkan pada kanal Quran Kemenag.
Berikut tafsir Surah Al-Baqarah ayat 4 dari penjelasan Quran Kemenag:
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ
Wal-laziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablik, wabil-aakhirati hum yuuqinuun.
Artinya: "Dan mereka yang beriman pada (Al-Quran) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat." (QS. Al-Baqarah, 2:4)
Kemenag menjelaskan tafsir ini secara ringkas mengenai keyakinan terhadap kehidupan akhirat.
Namun, kepercayaan tersebut harus menunjukkan ciri-ciri sebagai orang bertakwa melalui keimanan yang kuat.
Kuatnya keimanan ini membuktikan bahwa mereka harus mempercayai Allah SWT telah menurunkan perintah dan ajarannya melalui Nabi Muhammad SAW.
Perintah tersebut sudah menjadi bagian penjelasan yang dituangkan dalam Al-Quran dan adz-dzikr biasa dikenal hadis.
Tak hanya itu, Allah SWT juga menjadikan orang yang takwah dengan cara beriman terhadap kitab yang telah diturunkan sebelum masa Nabi Muhammad SAW, yakni berbagai kitab diimani oleh para Rasul-Nya.
Misalnya berbagai kitab tersebut meliputi Zabur, Injil, Taurat, dan berupa suhuf atau lembaran yang tidak berbentuk seperti kitab.
Maka, anjuran tersebut menunjukkan tidak boleh membedakan kitab sebagai bentuk keyakinan mereka tentang adanya babak kehidupan baru setelah hari kiamat, yakni di akhirat.
Orang yang bertakwa harus menyertakan keikhlasan baik secara lisan dan hati terkait kehidupan di akhirat kelak.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)