Bak Bumi dan Langit, Ratu Tisha Melesat Lewat Prestasi, Tsamara Amany Tuai Kritik Gegara Patrick Kluivert
Masyarakat menyuarakan aspirasi agar PSSI dipimpin oleh figur yang lebih profesional dan visioner dan Ratu Tisha disebut-sebut sebagai kandidat ideal.
Salah satu prestasi besar yang membuat publik menaruh hormat kepada Ratu Tisha adalah keberhasilannya membawa pelatih Shin Tae-yong ke Indonesia.
Ketika itu, Indonesia bersaing dengan klub asal Cina yang juga menginginkan jasa pelatih Korea Selatan tersebut.
Ratu Tisha secara langsung berkomunikasi dengan federasi Korea Selatan dan Shin Tae-yong sendiri untuk meyakinkan agar dirinya mau melatih Timnas Indonesia.
Prestasi Ratu Tisha lainnya adalah perannya dalam proses bidding Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Ia menjadi delegasi PSSI yang mempresentasikan kesiapan Indonesia di depan FIFA Council Meeting di Shanghai pada 2019.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia berhasil mengalahkan dua kandidat kuat: Brasil dan Peru.
Meskipun ajang ini akhirnya tertunda karena pandemi, keberhasilan menjadi tuan rumah tetap menjadi catatan emas sejarah sepak bola tanah air.
Sementara itu, Tsamara Amany juga tak bisa dipandang sebelah mata.
Kariernya di bidang pemerintahan dan kebijakan publik terbilang cemerlang.
Ia ditunjuk sebagai Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir sejak Desember 2023 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-347/MBU/12/2023.
Selain itu, ia juga merangkap jabatan sebagai Komisaris BUMN berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. SK-394/MBU/12/2023.
Tsamara juga pernah menjabat sebagai staf Gubernur DKI Jakarta pada 2016 yang bertugas memperbaiki sistem perizinan melalui Dinas PTSP.
Ia juga memiliki pengalaman profesional sebagai analis dan copywriter di bidang konsultasi dan urusan publik di PT Royston Indonesia.
Namun tetap saja, jika bicara soal kontribusi terhadap sepak bola Indonesia, perbandingan antara Tsamara dan Ratu Tisha bagaikan bumi dan langit.
Ratu Tisha sudah terbukti membawa perubahan nyata, dari mendatangkan pelatih top hingga berperan dalam proses bidding turnamen dunia.
Sedangkan Tsamara, meskipun punya latar belakang akademik dan pemerintahan yang kuat, kali ini justru menuai kritik karena komentarnya dianggap kurang memahami kondisi internal sepak bola nasional. (adk)