Bak Bumi dan Langit, Ratu Tisha Melesat Lewat Prestasi, Tsamara Amany Tuai Kritik Gegara Patrick Kluivert
tvOnenews.com - Nama Ratu Tisha dan Tsamara Amany kembali mencuat ke publik, kali ini bukan karena kiprah politik, melainkan karena keterlibatan mereka dalam dunia sepak bola.
Keduanya terlihat hadir dalam laga semifinal Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat (25/7/2025).
Namun bukan penampilan mereka yang jadi sorotan utama, melainkan gestur dan sikap yang terekam kamera serta ucapan Tsamara soal pelatih Timnas, Patrick Kluivert.
Dalam cuplikan video yang viral di media sosial, tampak Ratu Tisha duduk di tribun, sementara di belakangnya hadir Tsamara Amany bersama Sumardji.
Terlihat Ratu Tisha sempat melirik ke belakang ke arah politikus muda tersebut dan kemudian menggeleng-gelengkan kepala dengan ekspresi kurang bersahabat.
Gestur itu langsung jadi bahan perbincangan, apalagi muncul di tengah ramainya kritik netizen atas pernyataan Tsamara yang membela Kluivert bila gagal mengantar Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026.
Tsamara Amany secara terbuka menyuarakan ketidaksetujuannya apabila PSSI memutuskan untuk memecat Patrick Kluivert.
Menurutnya, Kluivert telah membawa perubahan positif dengan membawa skuad Garuda menembus babak keempat kualifikasi Piala Dunia, sesuatu yang sebelumnya dianggap mustahil.
Bagi Tsamara, pencapaian itu sudah menunjukkan kualitas dan kontribusi Kluivert sebagai pelatih.
Namun publik justru memberikan respons sebaliknya.
Banyak yang menilai ucapan Tsamara tidak sejalan dengan semangat kompetisi di sepak bola, terlebih ekspektasi masyarakat terhadap Timnas sangat besar.
Kritik pun mengarah pada latar belakang Tsamara yang selama ini lebih dikenal sebagai figur politikus dan aktivis, bukan pengamat sepak bola.
Berbeda dengan Tsamara, nama Ratu Tisha justru semakin bersinar.
Wanita berusia 36 tahun ini bukanlah sosok asing di sepak bola Indonesia.
Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PSSI dari 2017 hingga 2020, dan kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI untuk periode 2023–2027.
Kiprah Ratu Tisha bahkan mencetak sejarah sebagai perempuan pertama yang menduduki kursi Sekjen PSSI.
Ratu Tisha sempat mundur dari PSSI pasca Tragedi Kanjuruhan pada 2022, namun dukungan warganet membuat namanya kembali diperhitungkan.
Usai TGIPF (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta) menyelesaikan investigasi tragedi tersebut dan menyerahkan laporan ke Presiden Jokowi.
Masyarakat menyuarakan aspirasi agar PSSI dipimpin oleh figur yang lebih profesional dan visioner dan Ratu Tisha disebut-sebut sebagai kandidat ideal.
Salah satu prestasi besar yang membuat publik menaruh hormat kepada Ratu Tisha adalah keberhasilannya membawa pelatih Shin Tae-yong ke Indonesia.
Ketika itu, Indonesia bersaing dengan klub asal Cina yang juga menginginkan jasa pelatih Korea Selatan tersebut.
Ratu Tisha secara langsung berkomunikasi dengan federasi Korea Selatan dan Shin Tae-yong sendiri untuk meyakinkan agar dirinya mau melatih Timnas Indonesia.
Prestasi Ratu Tisha lainnya adalah perannya dalam proses bidding Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Ia menjadi delegasi PSSI yang mempresentasikan kesiapan Indonesia di depan FIFA Council Meeting di Shanghai pada 2019.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia berhasil mengalahkan dua kandidat kuat: Brasil dan Peru.
Meskipun ajang ini akhirnya tertunda karena pandemi, keberhasilan menjadi tuan rumah tetap menjadi catatan emas sejarah sepak bola tanah air.
Sementara itu, Tsamara Amany juga tak bisa dipandang sebelah mata.
Kariernya di bidang pemerintahan dan kebijakan publik terbilang cemerlang.
Ia ditunjuk sebagai Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir sejak Desember 2023 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-347/MBU/12/2023.
Selain itu, ia juga merangkap jabatan sebagai Komisaris BUMN berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. SK-394/MBU/12/2023.
Tsamara juga pernah menjabat sebagai staf Gubernur DKI Jakarta pada 2016 yang bertugas memperbaiki sistem perizinan melalui Dinas PTSP.
Ia juga memiliki pengalaman profesional sebagai analis dan copywriter di bidang konsultasi dan urusan publik di PT Royston Indonesia.
Namun tetap saja, jika bicara soal kontribusi terhadap sepak bola Indonesia, perbandingan antara Tsamara dan Ratu Tisha bagaikan bumi dan langit.
Ratu Tisha sudah terbukti membawa perubahan nyata, dari mendatangkan pelatih top hingga berperan dalam proses bidding turnamen dunia.
Sedangkan Tsamara, meskipun punya latar belakang akademik dan pemerintahan yang kuat, kali ini justru menuai kritik karena komentarnya dianggap kurang memahami kondisi internal sepak bola nasional. (adk)