- Istockphoto
Kisah Eks Dokter IGD RSCM yang Bicara Sisi Lain Sejarah Tragedi 1998
Menariknya, meski banyak laporan menyebut kerusuhan itu sarat unsur rasial terhadap etnis Tionghoa, Ani justru punya pandangan berbeda.
Ia mengaku tidak melihat langsung soal adanya penyerangan terarah berbasis etnis.
“Saya pribadi juga pernah dihentikan massa saat melewati Kalimalang. Tapi itu karena penampilan saya, bukan karena etnis,” ungkapnya.
Meski kesaksian Dr. Ani bukan satu-satunya versi yang beredar, pernyataannya membuka ruang diskusi baru dalam memahami kompleksitas tragedi 1998.
Peristiwa ini memang menyisakan trauma mendalam bagi banyak pihak, terutama keluarga korban.
Namun, penting juga untuk menghadirkan suara-suara dari saksi langsung, agar sejarah bisa dilihat dari berbagai sudut pandang.
Sebagai catatan tambahan, tragedi Mei 1998 sendiri tidak hanya soal kerusuhan dan kekerasan. Ini juga adalah titik balik penting dalam sejarah Indonesia, ketika masyarakat menuntut reformasi total terhadap sistem pemerintahan.
Presiden Soeharto akhirnya lengser setelah 32 tahun berkuasa, membuka jalan bagi era baru demokrasi di Indonesia.
Semakin banyak sudut pandang, semakin kita bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu dan mengambil pelajaran darinya. (udn)