- Tim tvOne - Aditya Bayu
Jangan Dibuang Minyak Goreng Bekas, Masih Bernilai Ekonomis Karena Bisa Dijual Lagi
Semarang, Jawa Tengah - Ditengah tingginya harga minyak goreng saat ini, ibu-ibu di Desa Randugunting,Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memanfaatkan limbah minyak goreng atau minyak jelantah untuk dijual kembali.
Minyak goreng bekas saat ini menjadi salah satu limbah rumah tangga yang masih memiliki nilai ekonomis karena bisa dijual kembali dengan harga hingga Rp4.500 setiap kilogramnya.
Upaya mengumpulkan minyal goreng bekas ini mulai dilakukan oleh ibu-ibu di desa Randugunting sejak 2 tahun lalu. Melalui informasi yang mereka dapatkan dari sejumlah sosialisasi mengenai pemanfaatan limbah rumah tangga saat PKK, kini hampir setiap rumah di di Rt. 07 Randugunting tidak membuang minyak goreng namun mengumpulkannnya dan menjualnya.
" Dulu waktu belum tahu ya dibuang saja minyak bekasnya. Kan kalau sudah untuk goreng beberapa kali pasti tidak bagus lagi. Tapi setelah ada informasi laku dijual ya sekarang kami kumpulkan, bahkan sebulan bisa 10 Kilogram," ujar Diah, dari kelompok kerja bank sampah Wanita Utama Randugunting saat dijumpai pada Rabu (23/3/2022).
Warga yang setor minyal goreng untuk dijual lagi, bisa menjualnya melalui bank sampah wanita utama.
"Dari pada dibuang begitu saja kan merusak lingkungan. Mending dimanfaatkan seperti ini saja, bisa laku dan dapat uang juga, " tambahnya.
Minyak jelantah tersebut dihargai oleh pengepul Rp4 ribu perkilonya. Minyak yang dibeli tersebut akan didaur ulang menjadi bahan bakar biogas.
"Kalau saya kemarin ikut sosialisasi, katanya minyak tersebut mau dimanfaatkan untuk bahan pembuatan biogas," jelasnya.
Belakangan karena harga minyak goreng yang tinggi, saat ini minyak bekas atau minyak jelantah tidak sebanyak dahulu.
"Sekarang jelantah susah, mungkin karrna minyak goreng sekarang mahal juga ya," tuturnya.
Selain minyak jelantah, ibu-ibu tersebut juga memanfaatkan berbagai macam sampah. Seperti kertas, bungkus minuman saset, botol, plastik, kaca dan besi. Nantinya, sampah tersebut akan didaur ulang menjadi karpet, kursi, tas dan barang-barang lainnya.
"Kami bersama-sama membentuk Bank sampah, semacam Bank sampah kecil. niat kami membiasakan mulai dari sekarang peduli lingkungan, agar lingkungan menjadi sehat, " pungkasnya. (Aditya Bayu/Buz)