- Kolase tvOnenews.com
Terungkap Kondisi Terakhir Jasad Mbah Maridjan saat Erupsi, Ini Kesaksian Ahli Forensik dr Sumy Hastry
Jakarta, tvOnenews.com - Hari ini tepat 12 tahun yang lalu peristiwa erupsi Gunung Merapi yang turut menewaskan sang juru kunci, Mbah Maridjan.
Kondisi terbaru, Gunung Merapi kembali luncurkan awan panas guguran yang terjadi pada (11/3/2023) pada pukul 12.12 WIB, hingga kini awan panas guguran masih terjadi.
Saat ini status Gunung merapi berada pada level Siaga (Level III). Aktivitas vulkanik ini mengingatkan kembali peristiwa erupsi di tahun 2010 silam yang menewaskan Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan yang dikenal sebagai juru kunci Gunung Merapi ikut menjadi korban erupsi Merapi yang terjadi pada 26 Oktober 2010.
Beredar kabar bahwa Mbah Maridjan sujud saat pertama kali ditemukan dalam peristiwa erupsi merapi. Ahli Forensik dr Sumy Hastry Purwanti atau disapa dr Hastry memberikan penjelasan terkait kondisi sebenarnya akan jenazah Mbah Maridjan.
Diketahui, jenazah Mbah Maridjan diautopsi di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta. Di mana Dokter Forensik dr Sumy Hastry Purwanti memberikan kesaksiaannya saat bertugas mengidentifikasi korban di Yogyakarta.
dr Sumy Hastry Purwanti (Ahli Forensik) dan Denny Darko.
Hal itu diungkap oleh dr Hastry saat menjadi narasumber di kanal Youtube Pesulap Denny Darko.
Saat itu Hastry tengah bertugas sebagai Kepala Urusan Kedokteran Forensik di RS Bhayangkara, Semarang, Jawa Tengah.
"Sesaat jadi begitu meletus itu (Gunung Merapi), katanya semburan awan panas sama abunya sampai kota Magelang, Muntilan dan kita ditelpon tim saya untuk membantu," ucap dr Hastry.
Berdasarkan pengakuan dr Sumy Hastry, dirinya langsung bergegas menuju Yogyakarta dan sejumlah wilayah di Kabupaten Jawa Tengah untuk mengecek korban Gunung Merapi.
“Itu saya ngalamin, katanya Mbah Maridjan jadi korban. Kebetulan saya langsung ke Jogja tapi sebelumnya mampir ke wilayah Kabupaten Jawa Tengah dulu ya, kayak Magelang, Muntilan, untuk lihat kira-kira ada jenazah atau korban atau tidak,” sambungnya.
Ahli Forensik Polri bahwa korban ternyata lebih banyak di Yogyakarta dibandingkan sekitar Kabupaten Magelang.
"Kita sempat istirahat seadanya di mobil dengan tim dan besoknya ditelpon disuruh geser ke Jogja, karena ternyata korbannya malah lebih banyak di Jogja,” kata dr Hastry.