- Gemini AI
Jangan Asal Ganti! Pakai Oli yang Tidak Sesuai Bisa Bikin Mesin Mobil Cepat Jebol, Mitos atau Fakta?
tvOnenews.com - Oli mesin adalah salah satu komponen penting yang sering dianggap sepele oleh sebagian pemilik kendaraan.
Banyak orang mengira selama mobil masih bisa jalan, oli apa pun bisa dipakai.
Padahal, menurut ahli otomotif Ko Lung Lung yang dilansir dari kanal YouTube Dokter Mobil Indonesia, pemilihan oli yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin justru bisa berakibat fatal bagi umur kendaraan.
Ko Lung Lung menjelaskan bahwa tidak semua jenis mobil membutuhkan oli dengan spesifikasi tinggi seperti fully synthetic oil.
Misalnya, mobil-mobil lama atau mobil dengan mesin tua biasanya dirancang untuk menggunakan mineral oil.
Jika dipaksakan menggunakan oli full sintetik, meskipun mobil masih bisa berjalan normal, hasilnya tidak akan memberikan manfaat tambahan.
“Mobil tua perlu pakai spek olinya dia yang original, biasanya masih pakai mineral oil. Kalau dipaksakan full sintetik, mobil akan tetap jalan sih, nggak masalah. Ketika dia menguap tidak meninggalkan kerak tapi harganya jauh lebih mahal dan manfaatnya tidak terlalu terasa. ” ujar Ko Lung Lung.
Oli tidak hanya berfungsi sebagai pelumas, tapi juga menjaga suhu mesin tetap stabil, mencegah gesekan berlebihan, hingga memperpanjang umur komponen mesin.
Oleh karena itu, menggunakan oli sesuai spesifikasi pabrikan adalah keharusan.
Bagi mobil dengan mesin turbo, pemilik harus lebih berhati-hati.
Mesin turbo bekerja pada suhu tinggi dan tekanan besar, sehingga membutuhkan pelumas yang lebih kuat.
Dalam kasus ini, oli fully synthetic biasanya menjadi pilihan terbaik untuk melindungi mesin dari risiko cepat aus.
“Semua mobil tidak boleh pakai oli sembarangan. Kalau spesifikasinya fully synthetic, ya pakai fully synthetic. Kalau semi-sintetik ya pakai itu, mineral ya mineral. Dari semi ke full itu masih bisa, tapi jangan sebaliknya,” kata Ko Lung Lung menegaskan.
Selain oli, cairan pendingin atau coolant juga sering diabaikan.
Banyak pemilik mobil mengira semua jenis cairan berwarna bisa disebut coolant.
Padahal, menurut Ko Lung Lung, sebagian besar produk yang dijual di pasaran hanyalah air yang diberi pewarna tanpa kandungan pendingin yang sebenarnya.
“Coolant jangan asal isi air berwarna. Kebanyakan yang dijual itu cuma air yang dikasih warna, kandungan pendinginnya hampir nggak ada. Kalau mau pakai air biasa sih bisa, tapi ya siap-siap karatan dalam jangka panjang,” jelasnya.
Kesalahan memilih coolant bisa membuat sistem pendingin bekerja tidak optimal.
Akibatnya, mesin lebih cepat panas, risiko karat meningkat, dan performa kendaraan menurun.
Karena itu, pemilik mobil dianjurkan untuk selalu menggunakan coolant dengan standar yang sesuai rekomendasi pabrikan.
Banyak orang tergoda menggunakan oli atau coolant murah karena alasan hemat biaya perawatan.
Namun, langkah ini justru bisa berbalik merugikan.
Mesin yang tidak dilindungi dengan baik rentan mengalami kerusakan, bahkan bisa membuat mobil mogok di tengah jalan.
Jika sudah rusak parah, biaya perbaikan tentu jauh lebih mahal dibanding biaya membeli oli sesuai spesifikasi.
Dengan kata lain, oli dan coolant ibarat nyawa bagi mesin mobil.
Salah memilih bisa membuat performa turun drastis hingga berujung kerusakan permanen. (adk)