- ANTARA
Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Basis Industri Farmasi di Asia Tenggara
“Sejauh ini Indonesia belum memiliki posisi yang jelas mengenai hal ini,” kata Ronald.
Jika Indonesia memilih opsi pertama, maka strategi yang perlu disiapkan adalah identifikasi obat paten yang akan segera habis masa berlakunya.
Provisi ini membolehkan produsen obat generik di Indonesia meminta izin pemasaran menggunakan obat paten yang masih berlaku. Provisi Bolar ini juga berlaku untuk opsi kedua. Banyak negara menggunakannya untuk kepentingan riset dan pengembangan.
Indonesia belum menjadi pilihan karena belum ada basis industri BBO serta kapasitas riset dan pengembangan yang masih rendah.
Pemerintah juga sebaiknya meningkatkan kapasitas riset dan mengembangkan skala industri farmasi yang dapat dicapai melalui peningkatan anggaran riset dan pengembangan.
Saat ini anggaran riset dan pengembangan Indonesia merupakan yang terkecil di G20 yakni 0,2 persen dari GDP. (ant/ito)