news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto..
Sumber :
  • tvOnenews.com/Rilo Pambudi

Pelaku Pasar Masih Cermati Arah Kebijakan Menkeu Purbaya, Ekonom Mirae Asset Beberkan yang Ditunggu Investor

Ekonom menilai strategi fiskal yang ditempuh Menkeu Purbaya akan dapat sangat keyakinan investor pasar modal, baik di sektor obligasi maupun pasar saham.
Selasa, 23 September 2025 - 20:06 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Pelaku pasar modal saat ini disebut masih mewanti-wanti dengan cermat arah kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu RI) Purbaya Yudhi Sadewa.

Pasalnya, pergantian dari Sri Mulyani Indrawati ke Purbaya dinilai akan sangat menentukan arah kebijakan fiskal Indonesia ke depan.

Menurut para analis, strategi fiskal yang ditempuh Menkeu Purbaya akan dapat mempengaruhi keyakinan investor, baik di sektor obligasi maupun pasar saham.

Hal itu sebagaimana dipaparkan oleh Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, yang menekankan bahwa fokus pasar saat ini adalah menanti konsistensi kebijakan Menkeu Purbaya.

“Sejak 2016, Sri Mulyani dikenal menekankan disiplin fiskal dan transparansi anggaran. Dengan pergantian ini, mandat Presiden kepada Menteri Keuangan baru adalah mempercepat pencapaian pertumbuhan ekonomi 8%,” ujar Rully dalam acara Media Day Mirae Asset bertema New Economic Policy: Impact on Growth and Capital Market, Selasa (23/9/2025).

Menkeu Purbaya paparkan doktrin Sumitronomics yang akan diusungnya dalam APBN 2026, disampaikan dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa (23/9/2025).
Sumber :
  • YouTube DPR RI

 

Rully memprediksi bahwa ke depan akan terlihat kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dengan keterlibatan lebih besar dari pemerintah maupun swasta untuk mendorong pertumbuhan.

Ia merinci, setidaknya ada tiga hal utama yang menjadi sorotan pasar. Pertama, pergeseran dari disiplin fiskal menuju kebijakan pro-growth dengan target pertumbuhan 8%.

Kedua, penerapan kebijakan fiskal ekspansif lewat peningkatan belanja pemerintah, termasuk penyaluran dana Rp200 triliun ke bank-bank BUMN.

Ketiga, penguatan peran pemerintah dan sektor swasta dalam investasi dan konsumsi.

Meski latar belakang Purbaya sebagai ekonom dan mantan Bos LPS dinilai memberi kepercayaan, pelaku pasar tetap menunggu kepastian mengenai komitmen terhadap disiplin fiskal, transparansi anggaran, dan sumber pembiayaan program prioritas.

Dengan kondisi ini, maka implikasi terhadap pasar modal kemungkinan berupa volatilitas jangka pendek.

Namun demikian, peluang investasi dinilai tetap terbuka selama masa konsolidasi.

“Pasar masih menantikan kepastian apakah kebijakan ekspansif ini akan tetap menjaga keberlanjutan fiskal. Ketidakpastian tersebut menjadi salah satu faktor yang menahan pergerakan indeks saham dan meningkatkan volatilitas pasar obligasi,” jelas Rully.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral