- pixabay
Rupiah Melemah ke Rp16.571 per Dolar AS, Pasar Waspadai Sentimen Global
Jakarta, tvOnenews.com – Nilai tukar rupiah kembali melemah pada pembukaan perdagangan Jumat (19/9/2025). Rupiah dibuka turun 44 poin atau 0,27 persen ke posisi Rp16.571 per dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan penutupan sebelumnya Rp16.527 per dolar AS.
Pergerakan rupiah yang kembali tertekan ini dinilai sebagai respons pasar terhadap perkembangan global, khususnya ekspektasi kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang dinilai kurang agresif menurunkan suku bunga dalam jangka menengah.
Sentimen Global Membayangi
Dari mancanegara, The Fed memberi sinyal hanya akan memangkas suku bunga satu kali pada 2026, satu kali pada 2027, dan tidak ada penurunan pada 2028. Sikap ini mengecewakan pelaku pasar yang sebelumnya berharap pelonggaran moneter lebih banyak akan menopang likuiditas global.
Selain itu, pelaku pasar juga menantikan rilis data penjualan ritel Inggris pada Agustus 2025 yang diperkirakan melambat ke 0,4 persen dari 0,6 persen pada bulan sebelumnya. Dari Asia, Bank of Japan (BoJ) diproyeksikan mempertahankan suku bunga di level 0,5 persen, yang merupakan tertinggi sejak 2008.
Tekanan eksternal ini membuat rupiah sulit menguat, terutama karena dolar AS masih menjadi aset lindung nilai utama di tengah ketidakpastian global.
Faktor Domestik Ikut Menekan
Dari dalam negeri, kesepakatan pemerintah dan DPR terkait perubahan postur RAPBN 2026 juga menjadi sorotan pasar. Defisit anggaran diperkirakan melebar menjadi Rp689,1 triliun atau 2,68 persen PDB, naik dari rencana awal Rp638,8 triliun (2,48 persen PDB).
Kenaikan belanja negara hingga Rp3.842,7 triliun dinilai belum diimbangi dengan kenaikan pendapatan yang signifikan, sehingga meningkatkan risiko fiskal yang turut menekan stabilitas rupiah.
Pasar Uang dan Ekspektasi Investor
Pelemahan rupiah sekarang ini masih berpotensi berlanjut jika ketidakpastian global tidak mereda. Namun, dukungan intervensi Bank Indonesia (BI) dan prospek aliran modal asing ke instrumen obligasi negara diharapkan mampu menahan depresiasi lebih dalam.
Dalam perdagangan hari ini, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.530–Rp16.600 per dolar AS. Pelaku pasar diminta tetap mencermati perkembangan global, terutama arah kebijakan The Fed, data ekonomi Eropa, dan kebijakan moneter Jepang. (ant/nsp)