- ANTARA
Tarif Baru 32% dari Amerika Ancam Daya Saing Produk RI, Indonesia Siapkan Strategi Taktis Hadapi Tekanan Ekspor
“Nilai tambah dari produk hilirisasi dapat meningkatkan margin hingga 20–40%. Ini bisa menutup sebagian besar dampak dari tarif 32%,” jelas Fary.
2. Diversifikasi Pasar dan Jalin Kemitraan Global
BP Batam juga menjajaki pasar-pasar ekspor baru, seperti Australia, Uni Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, hingga negara-negara Eropa. Beberapa duta besar negara sahabat bahkan telah menunjukkan minat memperluas kemitraan strategis dengan Batam. Ini bukan hanya untuk membuka pasar, tetapi juga menarik investasi asing langsung ke sektor manufaktur dan logistik di kawasan tersebut.
3. Kebijakan Pro-Investasi dan Terobosan Layanan
BP Batam dan pemerintah pusat juga meluncurkan berbagai terobosan kebijakan, di antaranya:
- Golden Visa: izin tinggal dan bekerja jangka panjang untuk investor asing dengan kriteria tertentu.
- PP 25/2025 dan PP 28/2025: menyederhanakan perizinan dan mempercepat proses memulai bisnis.
- Desk Investasi dan PTSP Digital: mempercepat fasilitasi dan layanan satu pintu.
- Website investinbatam.bpbatam.go.id: platform pengaduan dan layanan langsung bagi investor.
- Program Duta Investasi Batam: menjembatani komunikasi antara investor dengan pemerintah.
“Dengan kombinasi kebijakan yang mendukung bisnis, regulasi yang progresif, serta promosi aktif ke pasar baru, kita membangun pertahanan ekonomi yang adaptif dan resilien di tengah tekanan global,” ujar Fary.
Ia juga menambahkan bahwa krisis ini bukan yang pertama bagi Indonesia. “Kita sudah melewati krisis 1998 dan 2009. Artinya, kita punya pengalaman dan ketahanan untuk menghadapi tekanan besar. Kuncinya: cepat beradaptasi dan bersatu memperkuat strategi nasional,” tutupnya.