- Freepik
Efek Tarif Trump: Pertumbuhan Lapangan Kerja AS Melambat, Tapi PHK Masih Ditahan
Kebijakan yang tidak menentu mendorong banyak perusahaan untuk memangkas jam kerja ketimbang memecat karyawan. Jam kerja mingguan rata-rata stagnan di 34,2 jam sejak awal tahun.
“Berapa lama pasar kerja bisa menahan ketidakpastian ini?” tanya Martha Gimbel, Direktur Budget Lab di Yale. “Bisnis AS tangguh, tapi bukan berarti kebal dari dampak kebijakan yang sembrono.”
Efek tarif diprediksi baru akan benar-benar terasa di data resmi—seperti inflasi dan ketenagakerjaan—pada musim panas mendatang. Laporan dari lembaga seperti ISM dan University of Michigan sudah menunjukkan gambaran ekonomi yang suram.
Kontributor lain terhadap ketegangan pasar kerja adalah kebijakan pemangkasan besar-besaran yang dilakukan oleh Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) pimpinan Elon Musk, yang diberi mandat untuk memangkas anggaran dan memecat pegawai federal dalam jumlah besar. Sektor pendidikan dan riset kesehatan turut terkena imbas, padahal selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan lapangan kerja.
Namun demikian, kekuatan pasar kerja masih tercermin dari kenaikan upah yang stabil. Gaji per jam rata-rata diperkirakan naik 0,3% pada April, sama seperti bulan sebelumnya. Secara tahunan, upah diprediksi tumbuh 3,9%, naik dari 3,8% di bulan Maret.
“Stagflasi biasanya datang dengan pasar tenaga kerja yang lemah, tapi sekarang berbeda. Selama masyarakat masih punya pekerjaan dan penghasilan relatif stabil, ekonomi punya peluang untuk tetap bertahan,” ujar Elizabeth Crofoot, ekonom senior di Lightcast. (reu/nsp)