Jakarta, tvOnenews.com – Kebijakan tarif yang agresif dari pemerintah AS diperkirakan akan memicu perlambatan signifikan dalam perekonomian AS tahun ini dan tahun depan. Berdasarkan jajak pendapat Reuters, probabilitas median resesi dalam 12 bulan ke depan mendekati 50%.
Sebagian besar ekonom—seperti konsumen AS dalam beberapa bulan terakhir—telah menaikkan ekspektasi inflasi dan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi.
Proyeksi Inflasi dan Resesi Meningkat
Dalam survei Reuters 14–17 April, ekspektasi inflasi median melonjak dibanding bulan lalu.
Hal ini berpotensi membatasi ruang gerak The Fed untuk melakukan lebih dari dua kali pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun.
Probabilitas resesi dalam setahun naik menjadi 45% (tertinggi sejak Desember 2023), dari 25% bulan sebelumnya.
"Sentimen saat ini sangat lemah. Konsumen sangat berhati-hati dalam belanja karena harga, pekerjaan, dan kekayaan semua bergerak negatif terhadap mereka. Ini kombinasi yang beracun bagi pertumbuhan konsumsi," ujar James Knightley, Kepala Ekonom Internasional ING.
Ketidakpastian mengenai kebijakan tarif juga membuat pelaku usaha enggan berinvestasi di dalam negeri. Semua dari 45 ekonom yang menjawab pertanyaan tambahan menyatakan bahwa tarif berdampak negatif terhadap sentimen bisnis—hampir separuh menyebut dampaknya "sangat negatif".
Load more