- tvOnenews.com/Wildan Mustofa
China Bantah Sedang Negosiasi Tarif dengan AS: Klaim Trump Tak Berdasar, Seperti Mengejar Angin
Jakarta, tvOnenews.com – Pemerintah China dengan tegas membantah pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyebut telah terjadi perkembangan dalam negosiasi tarif antara kedua negara.
Dalam konferensi pers, Kamis (24/4), juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyebut klaim tersebut "tak berdasar seperti mengejar angin". Melansir dari Associated Press (AP), pernyataan keras tersebut disampaikan dalam konferensi pers rutin Kementerian Luar Negeri China.
Pernyataan itu muncul setelah Trump menyatakan bahwa tarif impor terhadap barang-barang asal China yang saat ini mencapai 145 persen, akan "turun secara substansial" dan bahwa hubungan dagang dengan China berjalan “baik-baik saja.”
“Sejauh yang saya tahu, tidak ada konsultasi atau negosiasi yang sedang berlangsung antara China dan Amerika Serikat, apalagi mencapai kesepakatan,” tegas Guo Jiakun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
China Minta Perlakuan Setara dan Penghapusan Tarif
Pernyataan senada disampaikan oleh He Yadong, juru bicara Kementerian Perdagangan China, yang menekankan bahwa segala bentuk dialog hanya bisa dilakukan dengan prinsip kesetaraan dan saling menghormati.
“Klaim mengenai adanya kemajuan dalam negosiasi dagang AS-China tidak memiliki dasar faktual,” ujar He.
China juga menuntut agar seluruh tarif tambahan yang dikenakan AS terhadap ekspor China dicabut sepenuhnya sebagai syarat untuk memulai kembali dialog dagang.
Trump Kirim Sinyal Campur Aduk
Sementara dari sisi AS, Presiden Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontradiktif. Ketika ditanya soal bantahan China, ia menjawab singkat, “Mereka baru saja bertemu pagi ini,” namun kemudian menambahkan, “tidak penting siapa ‘mereka’ itu.”
Trump juga sempat menyatakan bahwa akan sangat sulit secara fisik untuk bernegosiasi dengan puluhan negara sekaligus, dan menyebut AS mungkin akan langsung "menetapkan harga kesepakatan" ke depan.
“Beberapa negara akan dikenai tarif. Negara yang memperlakukan kami tidak adil akan ditarif lebih tinggi dari yang lain,” kata Trump.
Perang Tarif Masih Panas
Hingga kini, perang tarif AS-China masih berlangsung panas. Trump telah menerapkan tarif hingga 145% terhadap barang dari China, sedangkan Beijing membalas dengan tarif 125% terhadap produk AS.
Berbeda dari negara-negara lain yang diberi jeda 90 hari untuk negosiasi, China tak masuk dalam daftar itu dan justru merespons dengan langkah-langkah ekonomi lainnya, seperti pembatasan ekspor mineral rare earth dan gugatan terhadap AS di WTO.
China Tegaskan Tidak Akan Tunduk
China menekankan bahwa penyelesaian konflik dagang harus dilakukan secara adil dan menyeluruh, dengan mencabut seluruh tarif sepihak yang dikenakan oleh Washington.
“Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah, ia harus mendengar suara rasional dunia internasional dan menghapus semua tarif sepihak,” tegas He.
Hubungan Tegang, Tapi Trump Mengklaim “Baik-Baik Saja”
Meskipun perang dagang memanas dan diplomasi beku, Trump mencoba meredakan ketegangan dengan mengatakan ia ingin tetap menjalin hubungan baik dengan Presiden China Xi Jinping.
“Kami akan hidup bersama dengan sangat bahagia dan idealnya bekerja sama,” ucap Trump.
Jadi, Trump Turunkan Tarif ke China atau Tidak?
Pernyataan saling bertolak belakang dari Beijing dan Washington memperlihatkan bahwa konflik dagang AS-China masih jauh dari selesai. China bersikeras bahwa belum ada negosiasi apapun, sementara Trump mengklaim adanya "kemajuan."
Ketidakpastian ini dikhawatirkan akan semakin memicu ketegangan ekonomi global, terutama di tengah kekhawatiran resesi dan inflasi di Amerika Serikat. (nsp)