news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi chipset besutan Qualcomm..
Sumber :
  • (ANTARA/HO)

Tarif Baru AS Ancam Industri Semikonduktor: Potensi Rugi Rp 16 Triliun Hantui Produsen Alat Chip

Tarif baru AS bisa bikin produsen alat chip rugi lebih dari Rp 16 triliun per tahun. Industri semikonduktor terancam, investor dan pasar global waspada.
Rabu, 16 April 2025 - 10:07 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Dunia teknologi kembali diguncang kebijakan ekonomi terbaru dari pemerintahan Amerika Serikat. Kali ini, giliran industri semikonduktor yang terkena dampaknya. 

Berdasarkan estimasi awal, tarif baru yang tengah digodok oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump bisa membuat produsen peralatan chip asal AS kehilangan pendapatan lebih dari $1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun per tahun.

Informasi ini disampaikan oleh dua sumber yang mengetahui langsung pertemuan antara perwakilan industri semikonduktor dan pejabat tinggi pemerintah di Washington pekan lalu. Estimasi kerugian ini belum pernah diberitakan sebelumnya.

Raksasa Teknologi Terpukul

Tiga perusahaan raksasa—Applied Materials, Lam Research, dan KLA Corporation—diprediksi masing-masing mengalami kerugian sekitar $350 juta per tahun. Mereka adalah pemain utama dalam produksi alat manufaktur chip yang sangat kompleks dan bernilai tinggi.

Perusahaan yang lebih kecil seperti Onto Innovation juga tak luput dari ancaman, dengan potensi beban biaya tambahan hingga puluhan juta dolar AS.

Tarif baru ini bisa menambah tekanan yang sudah mereka rasakan sejak pemerintahan Joe Biden memberlakukan kontrol ekspor ketat terhadap pengiriman alat manufaktur chip ke China. Kebijakan tersebut bertujuan untuk membatasi pengembangan chip canggih yang bisa digunakan dalam aplikasi militer atau kecerdasan buatan.

Dampak Tarif: Bukan Sekadar Angka

Kerugian yang diprediksi bukan hanya berasal dari penurunan penjualan, tetapi juga dari biaya tambahan untuk mematuhi regulasi baru. Perusahaan perlu mencari pemasok alternatif untuk komponen khusus alat chip yang sebelumnya diimpor bebas. Ini menambah beban logistik, biaya SDM, hingga ongkos sertifikasi ulang.

Selain itu, pasar internasional pun ikut terpengaruh. Negara-negara pesaing, terutama China, mulai memperkuat industri dalam negeri mereka sebagai respons atas ketatnya ekspor dari AS.

Lobi Industri Terhadap Pemerintah

Pertemuan antara pejabat pemerintah dan eksekutif industri, termasuk dari asosiasi perdagangan internasional SEMI, menjadi ajang penting untuk menyuarakan kekhawatiran. Mereka menekankan bahwa tarif ini berpotensi merugikan daya saing global AS dalam industri semikonduktor yang kini menjadi medan perebutan strategis antarnegara.

Meski begitu, keputusan akhir tentang tarif masih dalam tahap kajian. Pemerintah tengah melakukan penyelidikan atas impor alat chip dan mempertimbangkan kebijakan baru yang disebut-sebut bisa menjadi penentu arah industri selama dekade mendatang.

Bayangan China dan Masa Depan Industri

Sejak tiga tahun terakhir, China gencar mengembangkan kapasitas produksi alat chip-nya sendiri. Kebijakan pembatasan ekspor dari AS malah dianggap menjadi pemicu kebangkitan industri chip dalam negeri di Negeri Tirai Bambu.

Kini, ancaman tarif dari Trump justru membuka peluang baru bagi pesaing global untuk mengambil alih pangsa pasar yang ditinggalkan produsen asal AS. (reu/nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral