- Antara Foto
Tak Hanya Indonesia, Beberapa Negara ASEAN Ini Juga Kena Tarif Trump!
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat gebrakan kontroversial dengan menerapkan tarif impor baru bagi sejumlah negara.
Tak hanya China, beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, turut menjadi sasaran kebijakan tersebut.
Dilansir dari The New York Times pada Kamis (3/4/2025), lebih dari 100 negara terkena dampak dari kebijakan tarif ini.
Beberapa negara menghadapi tarif yang cukup tinggi, seperti China sebesar 34%, Vietnam 46%, hingga Kamboja 49%. Indonesia sendiri dikenai tarif impor sebesar 32%, lebih tinggi dibandingkan Malaysia dan Singapura.
Mengapa Negara ASEAN Terdampak?
Pengenaan tarif ini berkaitan erat dengan surplus perdagangan yang dinikmati negara-negara ASEAN terhadap AS. Semakin besar surplus perdagangan suatu negara, semakin tinggi tarif yang dikenakan oleh AS demi menekan defisit perdagangan mereka.
Dengan demikian, Trump mengambil langkah resiprokal dengan menyesuaikan tarif sekitar setengah dari yang dikenakan negara-negara tersebut terhadap produk asal AS. Sebagai contoh, Kamboja yang mengenakan tarif 97% terhadap barang dari AS kini harus menerima tarif balasan sebesar 49%.
Daftar Negara ASEAN Korban Tarif Impor Trump
Berikut ini adalah negara-negara ASEAN yang terdampak tarif impor baru beserta besarannya:
-
Kamboja: 49% (Kenakan tarif ke AS 97%)
-
Laos: 48% (Kenakan tarif ke AS 95%)
-
Vietnam: 46% (Kenakan tarif ke AS 90%)
-
Myanmar: 44% (Kenakan tarif ke AS 88%)
-
Thailand: 36% (Kenakan tarif ke AS 72%)
-
Indonesia: 32% (Kenakan tarif ke AS 64%)
-
Malaysia: 24% (Kenakan tarif ke AS 47%)
-
Brunei: 24% (Kenakan tarif ke AS 47%)
-
Filipina: 17% (Kenakan tarif ke AS 34%)
-
Singapura: 10% (Kenakan ke AS 10%)
-
Timor-Leste: 10% (Kenakan tarif ke AS 10%)
Dampak dan Reaksi Negara ASEAN
Kebijakan ini tentu membawa dampak besar bagi negara-negara ASEAN yang mengandalkan ekspor ke pasar AS. Dengan tarif tinggi, harga barang asal ASEAN di AS akan melonjak, berpotensi menurunkan daya saing produk mereka.
Indonesia, misalnya, dengan tarif 32%, bisa mengalami penurunan ekspor di sektor utama seperti tekstil, elektronik, dan produk makanan olahan. Sementara Vietnam dan Kamboja yang dikenal sebagai pusat manufaktur produk global, juga berisiko mengalami gangguan dalam rantai pasokan mereka.