- Antara
Menilik Revitalisasi Infrastruktur dalam Upaya Mengatasi Banjir Bekasi
Bekasi, tvOnenews.com - Bekasi saat ini tengah menghadapi banjir signifikan akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin. Curah hujan yang tinggi dalam waktu singkat menyebabkan debit air sungai meningkat, sehingga meluap ke permukiman warga.
Banjir ini menyebabkan sekitar 140 rumah di Kota Bekasi dan 15 rumah di Kabupaten Bekasi terendam dengan ketinggian air mencapai 150 hingga 200 cm.
Sejumlah ruas jalan utama juga terendam, mengakibatkan kemacetan parah dan terganggunya aktivitas warga. Beberapa wilayah yang terdampak cukup parah antara lain Bekasi Utara, Jatiasih, dan Bantargebang.
Hingga saat ini, banjir di beberapa area belum surut, sehingga upaya evakuasi serta distribusi bantuan logistik masih terus dilakukan oleh pemerintah dan relawan.
Untuk mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pembangunan dan revitalisasi infrastruktur.
Berbagai proyek telah dijalankan dalam beberapa tahun terakhir guna meminimalisir risiko banjir dan mempercepat penanganannya. Berikut langkah-langkah yang telah dilakukan:
1. Pembangunan dan Revitalisasi Waduk
-
Waduk Cibeureum: Dibangun pada tahun 2018 untuk menampung limpasan air hujan dan mengurangi risiko banjir di sekitar wilayah tersebut dengan anggaran sebesar Rp150 miliar.
-
Waduk Pondok Gede Permai: Direvitalisasi pada tahun 2019 guna meningkatkan kapasitas tampung air saat hujan deras dengan dana sebesar Rp100 miliar.
2. Peningkatan Kapasitas Drainase dan Saluran Air
-
Pengerukan dan pelebaran saluran drainase: Dilakukan secara bertahap sejak tahun 2020 agar air lebih cepat mengalir dan tidak meluap ke permukiman dengan anggaran Rp75 miliar.
-
Pembangunan saluran air bawah tanah (crossing drainase): Dimulai pada tahun 2021 di beberapa titik untuk mempercepat aliran air menuju sungai atau waduk dengan biaya Rp50 miliar.
3. Normalisasi dan Naturalisasi Sungai
-
Normalisasi Kali Bekasi: Proyek ini resmi dimulai pada tahun 2021 dengan pelebaran dan pengerukan untuk meningkatkan daya tampung air dengan anggaran Rp200 miliar.
-
Naturalisasi Kali Cakung dan Kali Malang: Dilaksanakan pada tahun 2022 dengan pendekatan ramah lingkungan, seperti pembuatan tanggul hijau dan penataan bantaran sungai, dengan dana Rp120 miliar.
4. Pembangunan Kolam Retensi
-
Kolam retensi di Perumahan Kemang Pratama: Dibangun pada tahun 2020 sebagai tempat sementara bagi air hujan sebelum dialirkan ke sungai dengan anggaran Rp90 miliar.
-
Rencana pembangunan kolam retensi tambahan: Direncanakan sejak tahun 2023 di berbagai wilayah yang sering tergenang dengan alokasi dana Rp110 miliar.
5. Pemasangan Pompa Air dan Pintu Air
-
Pintu Air Kali Bekasi dan Kali Cikarang: Ditingkatkan kapasitasnya pada tahun 2021 untuk mengatur debit air saat hujan deras dengan biaya Rp80 miliar.
-
Pemasangan pompa air di daerah rawan banjir: Dilakukan pada tahun 2022 di wilayah seperti Bekasi Utara dan Jatiasih untuk mempercepat pembuangan air ke sungai atau laut dengan anggaran Rp60 miliar.
6. Penerapan Sistem Drainase Berbasis Alam
-
Penggunaan teknologi sumur resapan: Diterapkan sejak tahun 2019 di perumahan dan fasilitas umum agar air tidak langsung menggenang dengan biaya Rp40 miliar.
-
Pembuatan biopori: Dimulai pada tahun 2018 di beberapa area perkotaan untuk membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah dengan anggaran Rp30 miliar.
Upaya Pemkot Bekasi dalam Menanggulangi Banjir Tahun Ini
Meskipun berbagai proyek infrastruktur telah dilaksanakan, banjir tetap menjadi tantangan bagi Bekasi, terutama pada musim hujan dengan intensitas tinggi.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bekasi melihat dari media sosialnya, mengumumkan telah mengambil langkah cepat dalam menghadapi banjir yang melanda tahun ini. Beberapa tindakan yang dilakukan meliputi:
-
Pengerahan personel BPBD dan relawan untuk membantu evakuasi warga terdampak di berbagai titik banjir.
-
Pemasangan pompa air tambahan di beberapa wilayah yang mengalami genangan tinggi untuk mempercepat surutnya air.
-
Distribusi bantuan logistik seperti makanan siap saji, obat-obatan, dan selimut bagi warga yang mengungsi.
-
Koordinasi dengan instansi terkait untuk mempercepat pembersihan drainase dan pengerukan sungai yang tersumbat akibat sedimentasi dan sampah.
-
Peningkatan kesiapsiagaan dengan menyiapkan posko darurat serta tempat pengungsian sementara yang layak bagi warga terdampak.
Dengan berbagai langkah ini, Pemkot Bekasi berharap dapat meminimalkan dampak banjir dan membantu masyarakat dalam menghadapi bencana ini dengan lebih baik.
Meskipun demikian, masih diperlukan upaya lebih lanjut, baik dalam pembangunan infrastruktur maupun peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan agar risiko banjir dapat semakin ditekan di masa depan. (nsp)