- Dok. Kemnaker
2025 Jadi Tahun Kritis Penentu Tercapai Tidaknya Indonesia Emas 2045, Menaker Ungkap Sejumlah Faktor Krusial: Ada Kontraksi Ekonomi
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyebut tahun 2025 ini menjadi penentu tercapai atau tidaknya target Indonesia Emas pada 2045.
Hal itu disampaikan Menaker Yassierli saat silaturahmi dan dialog nasional alumni Universitas Andalas (Unad) bertajuk "Penguatan Aspek Ketenagakerjaan Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional", Sabtu, 11 Januari 2025.
"Titik kritis apakah capaian 2045 Indonesia Emas itu akan tercapai atau tidak, persimpangan jalannya itu ada di 2025 ini," kata Menaker Yassierli, dikutip Minggu (12/1/2025).
Menaker mengatakan, ada dua alasan atau faktor kuat sehingga keadaan tahun 2025 akan menjadi penentu terwujud atau tidaknya Indonesia Emas pada 2045.
Pertama, keterbatasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan kedua kondisi ekonomi dunia yang dalam posisi tidak baik-baik saja.
"Ada kontraksi ekonomi dan ketidakpastian geopolitik internasional," kata Menaker.
Oleh sebab itu, jika Indonesia mampu melewati 2025 dengan menjalankan sejumlah agenda strategis Presiden Prabowo Subianto dengan baik, maka pertumbuhan ekonomi pada 2026, 2027, dan seterusnya diprediksi akan tumbuh hingga 8 persen seperti yang ditargetkan.
Menaker memaparkan, sejumlah target Presiden Prabowo di bidang ekonomi yang menjadi sektor prioritas yang sifatnya krusial.
Salah satunya adalah swasembada pangan yang diarahkan pada pembangunan atau penciptaan ketahanan pangan, terutama padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu.
Sementara di sektor ketahanan energi, Presiden ingin Indonesia menjadi raja energi hijau dunia melalui pengembangan produk biodiesel dan bio avtur dari kelapa sawit, termasuk menggarap potensi panas bumi.
Selain itu, pemerintah akan menguatkan sektor hilirisasi dan industrialisasi dengan melanjutkan hilirisasi nikel serta menambah hilirisasi bauksit, tembaga, timah, produk agro hingga produk maritim.
Terakhir di bidang pariwisata, Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 14,6 hingga 16 juta kunjungan. Sementara, pergerakan wisatawan domestik ditargetkan pada angka 1,08 miliar. (ant/rpi)