- tvOnenews.com/Rilo Pambudi
Bagian dari Strategi Diplomasi, Dubes Malaysia Ingin Gaet Wisatawan dengan Kekayaan Cita Rasa Kuliner: Makanan adalah Bahasa Universal
Jakarta, tvOnenews.com - Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia baru saja menyelenggarakan acara bertajuk Malaysia Gastronomy Truly Asia 2024.
Agenda ini bertujuan untuk mempromosikan budaya Malaysia, lewat keberagaman kuliner dan kekayaan cita rasa khasnya yang ke kepada dunia internasional.
Selain mempererat hubungan Indonesia dan Malaysia, acara tersebut juga diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi Negeri Jiran.
“Program ini harapannya bukan bukan saja membangkitkan selera, tetapi juga memikat hati wisatawan untuk terus berkunjung ke Malaysia dan memperkukuhkan lagi, merapatkan lagi talian persahabatan silaturahim di antara kedua negara,” ujar Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato’ Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin, di Jakarta, dilansir Selasa (26/11/2024).
Hingga Oktober lalu, jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Malaysia tercatat mencapai 3 juta orang. Angka ini hampir menyamai total kunjungan sepanjang 2023 yang mencapai 3,1 juta.
Dubes Hasrin berharap tren ini terus meningkat hingga kembali menyentuh angka 3,6 juta wisatawan seperti sebelum pandemi. Salah satu faktor pendorongnya adalah popularitas kuliner khas Malaysia.
Menurut Dubes Hasrin, makanan memiliki peran penting dalam diplomasi lunak karena sifatnya yang universal.
“Makanan seperti yang kita kenal, menyeberangi perbatasan. Ia adalah bahasa yang universal, yang menyatukan orang dari berbagai latar belakang. Melalui gastronomi, Malaysia berbagi jiwa dengan dunia,” tambahnya.
Acara Malaysia Gastronomy Truly Asia juga menampilkan beragam hidangan yang mencerminkan keberagaman budaya Malaysia. Cita rasa khas Melayu, China, India, hingga pengaruh Indonesia diramu menjadi harmoni dalam berbagai menu.
Salah satu hidangan andalan Negeri Jiran adalah Penang Asam Laksa, yang pernah dinobatkan sebagai makanan terbaik ke-7 dunia versi CNN.
Kuah ikan tenggiri dengan irisan nanas, dan daun kesum yang pedas asam, dipadukan dengan mie beras menggambarkan perpaduan tradisi Malaysia, China, dan Peranakan.
Selain itu, ada juga Penang Popiah Basah alias lumpia dengan isian lobak manis, udang kering, udang segar, pasta kacang tanah yang difermentasi, dan tahu.
- tvOnenews.com/Rilo Pambudi
Executive Chef Justin Kam yang turut hadir dan melakukan demo masak dalam acara ini memberikan pandangannya tentang keunikan masakan Malaysia.
“Karena Malaysia adalah negara yang beragam, kami memiliki banyak suku dan budaya, terutama Melayu, Cina, dan India. Jadi, ada tiga budaya yang berbeda dalam satu negara yang beragam," ujar Justin kepada tvOnenews.com.
"Kami ingin mempromosikan makanan Malaysia di Asia Timur. Makanan ini sebagian besar adalah makanan tradisional, dan street food (makanan jalanan) juga sangat populer. Itu adalah karakteristik makanan tradisional dan otentik dari Malaysia,” tambahnya.
Ketika ditanya mengenai tantangan memperkenalkan masakan Malaysia di pasar global, Chef Justin menjelaskan bahwa hal itu bukanlah kendala besar, terutama di Indonesia.
“Jakarta, Indonesia, dan Malaysia memiliki selera dan rasa yang hampir sama, cukup mirip. Jadi, tidak ada tantangan besar bagi saya. Sebagai seorang chef, saya selalu mencoba mengeksplorasi dan menganalisis apa yang diinginkan pelanggan, selera mereka seperti apa,” imbuhnya.
Sebagai contoh, Justin menyebut bahwa laksa di Malaysia cenderung lebih asam. Namun, di Jakarta, ia perlu menyesuaikan rasa menjadi sedikit lebih manis dan kurang asam agar cocok dengan selera lokal.
“Sebagai chef, saya suka menganalisis dan mengeksplorasi apa yang sesuai dengan selera orang,” tegasnya. (rpi)