Rupiah dibuka menguat atas dolar AS hari ini, Jumat (3/5/2024).
Sumber :
  • Antara

Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.088 Berkat Sentimen Positif Pasar, Berpotensi Perkasa hingga Penutupan Akhir Pekan

Jumat, 3 Mei 2024 - 11:03 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat 108 poin atau 0,67 persen menjadi Rp16.077 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan, Jumat (3/5/2024).

Pada penutupan perdagangan sebelumnya, rupiah berada Rp16.185 per dolar AS. Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan rupiah masih bisa menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang akhir pekan.

Hal itu seiring dengan sentimen positif pasar setelah pernyataan Gubernur bank sentral AS, Jerome Powell, mengenai percepatan kebijakan moneter.

“Pasar masih menyambut positif pernyataan Jerome Powell, Gubernur bank sentral AS, pasca rapat kebijakan moneter yang mengisyaratkan tidak adanya kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini,” kata Ariston dikutip dari Antara.

Indeks dolar Amerika Serikat terlihat dibuka menurun pada pagi ini dari 105,25 menjadi 105,77.

Ariston Tjendra juga menilai data inflasi Indonesia pada bulan April 2024 yang baru dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (2/5) masih terjaga di kisaran target Bank Indonesia (BI), yakni 3,0 persen. Hasil ini dinilai dapat memberikan sentimen positif untuk rupiah.

“Potensi penguatan rupiah ke kisaran Rp16.100 hari ini, dengan potensi resisten di sekitar Rp16.200,” ucapnya.

Untuk malam ini, data Non-Farm Payroll (NFP) dan tenaga kerja lainnya akan dipublikasikan. Jika menguat, lanjutnya, maka dolar AS turut akan menguat.

Sebelumnya, data tenaga kerja AS yang dirilis hari Rabu (1/5) dan Kamis (2/5) menunjukkan datanya masih bagus. Misalnya data Automatic Data Processing (ADP) Non Farm Payrolls yang sebesar 192 ribu dari prediksi 179 ribu.

“Data malam nanti bisa memberikan sentimen baru untuk pergerakan rupiah pekan depan. Data dari AS masih menjadi anchor pergerakan USD-IDR,” ungkap Ariston.

Pada pekan depan, terdapat pula data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan data neraca perdagangan China.

“Ini bisa memberikan sentimen positif (terhadap rupiah) kalau datanya bagus,” ujar dia. (ant)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral