- Freeport McMoRan
Freeport Habiskan Dana Rp16,1 Triliun untuk Proyek Smelter Manyar Gresik di 2024, Peleburan Mineral Terbesar Siap Beroperasi
Jakarta, tvOnenews.com - Perusahaan tambang emas terkemuka, PT Freeport Indonesia (PTFI) capaian modal belanja yang dikeluarkan untuk membangun smelter di Manyar, Gresik, pada kuartal I-2024.
Freeport menyampaikan bahwa kemajuan proyek smelter Manyar Gresik sudah mencapai 92% pada bulan Maret 2024.
Kabar tersebut disampaikan melalui ringkasan laporan triwulan I yang dirilis Freeport McMoRan pada Selasa, 23 Maret 2024, di Amerika Serikat.
"Sehubungan dengan perjanjian PTFI tahun 2018 dengan Pemerintah Indonesia untuk menjamin perpanjangan hak pertambangan jangka panjangnya, PTFI setuju untuk memperluas kapasitas produksi melalui pabrik peleburan dan pemurnian (smelter) dalam negeri," kata Kathleen L. Quirk selaku Presiden Freeport McMoRan.
Progres pembangunan smelter Manyar di Gresik berjalan sesuai target yang dijadwalkan, yakni Mei 2024 untuk penyelesaian konstruksi material.
Setelah itu, pembangunan akan dilanjutkan pada proses ramp-up atau peningkatan produksi hingga Desember 2024.
Total biaya pembangunan smelter Manyar tersebut diperkirakan menelan biaya sebesar US$3,0 miliar atau Rp48,5 triliun.
Rinciannya adalah US$2,8 miliar atau Rp45,2 triliun untuk kontrak konstruksi dan US$0,2 miliar atau Rp3,3 triliun untuk investasi pabrik desalinasi (pengolahan air asin menjadi air tawar).
“Proses konstruksi saat ini terus berlangsung dan diharapkan dapat mulai dioperasikan pada paruh kedua tahun 2024. Sampai saat ini (April 2024), Freeport diperkirakan telah menghabiskan biaya total hingga US$665 juta atau Rp10,7 triliun,” kata Presiden Freeport McMoRan, Kathleen L. Quirk.
Selama kuartal pertama tahun 2024, modal belanja untuk proyek smelter Freeport di Indonesia menelan biaya US$0,5 miliar atau Rp8,08 triliun, dan akan memakan biaya sebesar US$1,0 miliar atau Rp16,1 triliun pada tahun 2024.
Sebagai informasi tambahan, pada tahun 2023 PT Smelting telah menyelesaikan perluasan kapasitasnya sebesar 30% menjadi 1,3 juta metrik ton konsentrat tembaga per tahun.
Proyek ini didanai oleh PTFI dengan total pinjaman sekitar US$250 juta atau Rp4,0 triliun yang diperkirakan akan dikonversi menjadi ekuitas pada akhir kuartal kedua tahun 2024.
Hal ini akan meningkatkan kepemilikan PTFI terhadap PT Smelting menjadi sekitar 65% dari yang sebelumnya 39,5%.
Produksi di Smelter Manyar Dimulai Agustus
Sebelumnya, Tony Wenas menyebut bahwa fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Freeport di Gresik, Jawa Timur, mulai memproses 850 ribu ton konsentrat tembaga pada Agustus 2024.
Namun, jumlah tersebut baru setengah dari kapasitas produksi. "Kalau 50 persen dari 1,7 juta ton berarti 850 ribu ton. Itu akhir Agustus," kata Tony dikutip pada Rabu (10/4/2024).
Smelter ini akan selesai dibangun pada Mei 2024 dan mulai beroperasi pada Juni 2024, namun belum tahap produksi.
"Bulan Juni mulai operasi tapi belum produksi. Karena kan konsentratnya difeeding ke dalam situ di sekitar awal Agustus sehingga akhir Agustus baru keluar katoda tembaganya," kata Tony Wenas.
Tahap awal produksi peleburan tembaga akan dimulai pada Agustus 2024 dengan kapasitas sebanyak 50 persen.
Smelter ini akan benar-benar memulai puncak kapasitas produksinya pada akhir tahun 2024 ini.
"Awal Agustus mulai diisi. Akhir Agustus dia keluar katoda tembaganya. Itu kan prosesnya kira-kira tiga minggu. Yang konsentrat yang diproses," terang Tony Wenas. (rpi)