- Antara
Gegara BUMN Punya Performa Positif, Erick Thohir Waspadai Gejolak Geopolitik Konflik Iran-Israel
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tidak ingin BUMN terlena terhadap performa positif pada tahun 2023.
Jika terlena pada kinerja tahun sebelumnya, Erick Thohir khawatir situasi geopolitik yang semakin memanas, akibat adanya konflik Iran terhadap Israel dapat mempengaruhi sejumlah komoditas di Indonesia.
Dampak komoditas yang dimaksud dari konflik Iran-Israel, seperti pengaruh sektor energi hingga pangan yang akan semakin mahal dan dapat mengganggu perekonomian bangsa dan negara.
Dari perseteruan yang terjadi antara Iran dan Israel, BUMN diimbau Erick Thohir agar tidak terlena terhadap kinerja positif pada tahun sebelumnya.
Sebab, BUMN dianggap Erick Thohir mempunyai kinerja positif di 2023 lantaran berhasil mendapatkan dividen sebanyak Rp81,2 triliun. Sedangkan tahun depan ditargetkan menjadi Rp85 triliun.
"Kalau enggak di-warning dari bulan Maret-April ini, takutnya kita terlena karena performa kita bagus. Nah, kalau dividen tahun depan enggak tercapai, inilah yang saya warning," jelas Erick di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).
Kekhawatirannya meminta kepada jajaran direksi BUMN agar menyadari dampak yang sangat luar biasa dari kondisi yang dialami dunia saat ini lantaran perang Iran dan Israel semakin memanas.
Sebagai langkah antisipasi yang dilakukan BUMN, ia berharap penerapannya tidak selalu terhadap urusan utang jatuh tempo.
Kemudian, ada operational expenditure atau capital expenture. Sebagai langkah upaya lainnya, ia minta direksi BUMN membuat aksi korporasi.
Tujuan dibuatnya aksi korporasi supaya mampu bersaing terhadap negara lain, terutama yang ada di bagian Asia Tenggara dianggap dirinya salah satu yang terpanas, meskipun ada konflik Iran dan Israel di wilayah Timur Tengah.
"Saya tidak hanya bicara utang jatuh tempo, opex, capex. Tapi di situ kalau dilihat juga ada aksi korporasi saya masukkan, karena persaingan di Asia Tenggara ini juga memanas," tandasnya.
Sebagai menteri yang menaungi BUMN, setiap negara memiliki permasalahan dan cara penanganan yang berbeda dalam menghadapi situasi geopolitik ketika sedang memanas.
Ia hanya bisa memberikan pesan, meskipun rincian arahan spesifik tidak disampaikan ke direksi BUMN. Intinya tim dari pihaknya harus mencari peluang sebanyak-banyaknya.
Nantinya pengoptimalan pengujian peluang yang ditemukan akan dilakukan di berbagai kesempatan. (ant/hap)