- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
UGM Siapkan Mock-Up Hunian Sementara untuk Korban Bencana Aceh-Sumatera, Masa Pakai Diklaim 3-5 Tahun
Sleman, tvOnenews.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) menyiapkan mock up hunian sementara (huntara) bagi korban bencana alam di Aceh dan sejumlah wilayah Sumatera.
Huntara dirancang untuk memberikan tempat tinggal yang aman, nyaman dan layak huni bagi masyarakat terdampak banjir bandang dan tanah longsor.
Proyek desain huntara tengah disiapkan oleh grup penelitian bernama 'Tangguh' yang mengkolaborasikan antara fakultas arsitektur, teknik sipil, serta perencanaan wilayah dan kota.
Perwakilan peneliti, Ardhya Nareswari menjelaskan bahwa huntara dibuat menggunakan material berupa kayu hanyutan banjir dengan teknologi sederhana yakni menghubungkan antar kayu tanpa takikan.
"Strukturnya hanya pakai baut saja dan alatnya hanya bor, sangat sederhana. Harapannya, orang awam dapat membuat rumahnya sendiri, tempel, gapit, baut," terangnya saat mock up huntara dibangun di laboratorium struktur, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknis UGM, Jumat (19/12/2025).
Melalui konsep ini, lanjut Nares, masyarakat yang ingin membangun huntara sendiri lebih cepat terwujud.
"Daripada penyintas harus menunggu satu rumah jadi satu-satu. Masyarakat juga akan merasa lebih memiliki karena ikut serta dalam pembuatannya," ucapnya.
Nares juga mengklaim, struktur rancangan ini bisa bertahan selama 3-5 tahun mendatang.
Sebelumnya, proyek serupa telah dilakukan di kawasan-kawasan lain yang terdampak bencana, seperti Yogyakarta, Lombok, dan Palu.
Oleh karena itu, Nares mengungkapkan bahwa setiap lokasi memiliki kekhasan tersendiri. Desain disesuaikan dengan ketersediaan material, kondisi tanah, topografi, budaya setempat hingga kebiasaan pemanfaatan ruang seperti keberadaan teras untuk bersosialisasi, serta modal sosial yang ada di masyarakat. Pun, desain tetap mengacu pada standar minimum 36 m² yang telah ditetapkan.
“Kalau di Lombok waktu itu pakai baja, lokasinya masih memungkinkan untuk membawa baja dari Pulau Jawa. Kalau Sumatera, lebih susah. Jadi, pemilihan material itu juga sangat tergantung lokasinya,” kata Nares. (scp/buz)