news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ketua Yayasan Ponpes Ora Aji, Dwi Yudha Danu (tengah) didampingi tim kuasa hukumnya menyampaikan klarifikasi terkait penganiayaan yang terjadi di ponpesnya di hadapan awak media, Sabtu (31/5/2025)..
Sumber :
  • tim tvOne - Sri Cahyani Putri

Bantah Adanya Dugaan Penganiayaan terhadap Santrinya, Begini Kata Yayasan Ponpes Ora Aji

Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta membantah adanya penganiayaan terhadap santrinya bernama Kharisma Dimas Radea (23).
Minggu, 1 Juni 2025 - 12:06 WIB
Reporter:
Editor :

Sleman, tvOnenews.com - Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta membantah adanya penganiayaan terhadap santrinya bernama Kharisma Dimas Radea (23).

Berdasarkan kabar yang beredar, penganiayaan itu dilakukan oleh 13 orang baik pengurus maupun sesama santri di Ponpes asuhan Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal sebagai Gus Miftah yang merupakan mantan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

"Yayasan (Ponpes Ora Aji) menyanggah adanya penganiayaan itu," kata Adhi Susanto, Kuasa Hukum Yayasan Ponpes Ora Aji kepada awak media, Sabtu (31/5/2025).

Dalam insiden ini, Adhi juga menegaskan, tidak ada keterlibatan pengurus Ponpes, melainkan murni antar sesama santri.


"Peristiwa ini murni antara santri dan santri, tidak ada pengurus atau siapa pun," tegasnya.

Dijelaskannya bahwa insiden ini diawali dari peristiwa yang seringkali terjadi di Ponpes mulai dari aksi vandalisme dan pencurian di beberapa kamar santri yang selama ini tidak pernah diketahui siapa pelakunya.

Suatu hari, hal itu terungkap melalui peristiwa penjualan air galon yang dilakukan oleh Dimas. Perbuatan tersebut diakui oleh yang bersangkutan tanpa sepengetahuan pengurus ponpes selama 6 hari.

Menurut Adhi, uang sebesar Rp 700 ribu yang disebut oleh pihak Dimas sebagai uang dari penjualan air galon tidak benar. Uang tersebut milik santri bernama Febri Ardiansyah (20) yang dicuri oleh Dimas.

"Uang Rp 700 ribu sebenarnya bukan dari penjualan galon melainkan duit milik santri dan tidak ada pengembalian dari Dimas," terangnya.

Adapun, berita yang beredar terkait adanya dugaan penganiayaan terhadap Dimas merupakan spontanitas dari para santri setelah yang bersangkutan mengakui perbuatannya.


Perlu juga diketahui, Ponpes Ora Aji menampung santri dari latar belakang yang beragam mulai dari preman, anak broken home, dan pencandu judi online (judol).

"Dimas masuk ke Ponpes Ora Aji karena permintaan dari keluarga agar dia sembuh dari ketergantungan judol. Maka diterimalah karena memang kami sedang gencar-gencarnya kampaye soal judol," tutur Adhi. 

Saat peristiwa itu terjadi, Gus Miftah selaku pemilik Ponpes Ora Aji tidak berada di ponpes karena sedang umroh.

Berita Terkait

1
2 3 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral