Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X..
Sumber :
  • Tim tvOne - Sri Cahyani Putri

Soroti Kericuhan Pelajar di Yogyakarta yang Viral, Sri Sultan HB X: Saya Kira Ditindak Aja

Rabu, 15 Mei 2024 - 17:02 WIB

Yogyakarta, tvOnenews.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X turut menanggapi soal peristiwa kericuhan yang melibatkan sejumlah pelajar dari suatu sekolah di Yogyakarta yang belum lama ini viral di media sosial (medsos). 

Untuk diketahui, kericuhan pecah setelah adanya dugaan provokasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berlokasi di Jalan Pramuka, Giwangan, Kota Yogyakarta.

Sejumlah pelajar diketahui menggoyang-goyangkan pagar, melempar petasan dan sejumlah batu ke sekolah tersebut.

Kericuhan ini berujung diamankannya tujuh orang pelajar beserta barang bukti di antaranya 5 unit sepeda motor, 5 selongsong petasan, sebuah kaleng bekas cat semprot, sebuah tongkat pemukul, sebuah gir dan dua butir pil Yarindo.

Terkait kejadian tersebut, Raja Keraton Yogyakarta menegaskan bahwa perlu ada penindakan dari aparat kepolisian agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.

"Saya kira ditindak aja," tegasnya kepada awak media, Rabu (15/5/2024).

Kejadian ini juga mendapat sorotan dari kalangan legislatif. Ketua Komisi D DPRD DIY, Kuswanto menyebut, berkaca dari kericuhan ini maka perlu adanya pendidikan karakter yang menjurus ke pembinaan mental.

Karena sekarang ini, rata-rata kehidupan masyarakatnya telah dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang berimbas pada hilangnya unggah-ungguh. 

"Sehingga pendidikan karakter betul-betul ditekankan. Dengan penanaman pendidikan karakter sejak dini maka akan terbawa tabiat-tabiat yang baik dalam diri siswa. Lalu tidak terjadi tawuran antar pelajar," katanya.

"Namanya anak muda mudah sekali muncul hal-hal emosional," sambung Kuswanto.

Di sisi lain, politisi dari fraksi PDIP menyampaikan bahwa pemerintah memiliki tugas mengurangi banyaknya lulusan pengangguran khususnya SMK di DIY.

Menurutnya, pelajaran yang diberikan di sekolah vokasi harus sesuai dengan yang ada di perusahaan. Sehingga setelah lulus, mereka langsung bisa mencari kerja.

Selain itu, pemerintah juga tidak henti-hentinya memberikan bantuan, misalnya pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja. 

Akan tetapi, setelah pelatihan selama 27 hari, pemberian makan dan minum, uang pengganti transportasi hingga peralatan,  yang terjadi peralatan banyak yang dijual.

"Ini kembali ke mental lagi. Mental yang tidak mau maju ke depan. Padahal kehidupan ke depan semakin sulit," ucap Kuswanto. (scp/buz) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral